Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pertimbangan Sebelum Memutuskan Tinggal di Rumah Orangtua Setelah Menikah

Kompas.com, 1 Januari 2025, 10:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Devi Pattricia

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tinggal di rumah orangtua setelah menikah seringkali menjadi pilihan pasangan suami istri, baik karena alasan finansial maupun dorongan budaya.

Namun, keputusan ini perlu dipertimbangkan secara matang karena memiliki dampak besar pada kehidupan rumah tangga.

Baca juga: Paramitha Rusady Ingin Anak Tinggal Bersamanya Setelah Menikah, Apa Kata Psikolog?

Psikolog Yohana Domikus menyarankan pasangan untuk mendiskusikan segala aspek sebelum memutuskan tinggal bersama orangtua.

Berikut beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan.

Pertimbangan tinggal bersama orangtua setelah menikah

1. Finansial

Tinggal di rumah orangtua dapat membantu mengurangi biaya hidup, karena beberapa fasilitas seperti rumah dan peralatan rumah tangga sudah tersedia.

"Sumber daya jadi lebih banyak kalau ada orangtua, karena enggak perlu beli peralatan baru. Secara finansial juga banyak hal yang bisa berbagi,” ucap Yohana kepada Kompas.com, Selasa (31/12/2024).

Namun, pertimbangkan apakah hal ini justru akan membebani orangtuamu atau menjauhkanmu dari kemandirian dalam membina rumah tangga.

Baca juga: Tinggal Serumah dengan Mertua Bikin Ibu Menyusui Makin Stres, Benarkah?

2. Bantuan mengurus anak

Bagi pasangan yang sudah atau berencana memiliki anak, orangtua dapat membantu menjaga dan merawat cucu, memberikan dukungan ekstra dalam pengasuhan.

Suasana rumah yang lebih ramai dan hangat juga bisa memberikan rasa nyaman bagi pasangan suami istri, serta kehadiran buah hati kelak.

3. Perhatikan budaya dan nilai keluarga

Budaya kolektivistik di Indonesia sering kali mendorong anak untuk tinggal bersama orangtua, bahkan setelah menikah.

Namun, keputusan ini tetap harus disesuaikan dengan visi dan misi pasangan dalam membangun rumah tangga.

Baca juga: Seperti Paramitha Rusady, Mengapa Banyak Orangtua Ingin Anak Tetap Tinggal Serumah Setelah Menikah?

Apalagi, suami dan istri sebelumnya adalah individu yang datang dari dua keluarga berbeda dengan nilai yang berbeda pula.

4. Dampak psikologis

Keinginan orangtua agar anak tetap tinggal bersama seringkali didasari tantangan psikologis seperti rasa kekosongan atau emptiness syndrome, terutama jika mereka sudah kehilangan pasangan hidup.

Memahami alasan ini dapat membantu pasangan mengambil keputusan dengan lebih empati.

Namun di sisi lain, penting pula untuk mempertimbangkan risiko jika memutuskan untuk tinggal bersama orangtua setelah menikah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau