KOMPAS.com - Pemberian susu di program makan bergizi gratis dinilai sudah tepat. Namun begitu, susu yang dipilih harus yang memenuhi standar gizi.
Dokter Spesialis Gizi, dr Raissa E. Djuanda Sp. GK menyebutkan, pemberian susu kepada anak harus memerhatikan takaran kandungan gula.
Alangkah baiknya jenis susu yang diberikan tidak mengandung gula yang tinggi.
"Susu bisa dipilih yang tanpa rasa dan yang rendah lemak, agar tidak menambah jumlah gula yang masuk, tetapi tetap mendapat sumber protein yang baik," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).
Baca juga: Tak Ada Susu di Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Penggantinya?
Lebih lanjut, dokter yang berpraktik di RS Metropolitan Medical Centre dan RS Pondok Indah Puri Indah ini, juga menekankan bahwa gizi anak-anak bisa terpenuhi tidak hanya melalui susu, tapi juga melalui lauk pauk yang diberikan.
Anak-anak setidaknya harus memakan semua komponen makanan yang diberikan, agar sumber nutrisinya terpenuhi.
"Gizi tidak tercukupi jika anak tidak memakan semua komponen makanan yang diberikan. Karena jika hanya buah/nasi saja contohnya, maka hanya akan mendapat sumber karbohidrat, vitamin, mineral saja, tapi lainnya tidak didapatkan," katanya.
Diketahui bahwa program makan bergizi gratis sudah mulai berjalan di 26 provinsi. Isi dari paket makanan yang diberikan berisi nasi, sayuran, lauk pauk, buah, dan susu.
Baca juga: Salah Satu Menu Favorit di Makan Bergizi Gratis, Kenapa Anak-anak Suka Jeruk?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang