Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WAMI Wacanakan Royalti Musik di Acara Nikahan, Vendor Sarankan Undang Musisi Asli

Kompas.com, 16 Agustus 2025, 21:15 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana Wahana Musik Indonesia (WAMI) untuk menerapkan royalti musik di pesta pernikahan memunculkan berbagai reaksi dari pelaku industri.

WAMI disebut akan mengenakan biaya royalti sebesar 2 persen dari biaya produksi musik, yang mencakup sewa sound system, backline, dan honor penampil.

Kebijakan itu nantinya dibebankan kepada mempelai atau penyelenggara acara.

Baca juga: WAMI Sebut Musik di Acara Nikahan Kena Royalti, Ini Tanggapan Vendor Pernikahan

Sementara regulasi resmi belum disahkan, berbagai vendor hiburan pernikahan mulai menyiapkan strategi agar pesta tetap meriah tanpa melanggar aturan.

Strategi vendor pernikahan

CEO Bridestory, Ayunda Wardhani, menilai salah satu solusi yang realistis dan aman dari royalti adalah mengundang penyanyi asli atau pencipta lagu melalui vendor hiburan.

“Bagi yang telah mengalokasikan bujet untuk hiburan musik, pilihan istimewa adalah mengundang band favorit seperti yang sering dihadirkan melalui wedding planner dan organizer, seperti Hilda by Bridestory,” ujar Ayunda saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya, selain memberi pengalaman berbeda, langkah ini juga mengurangi risiko pelanggaran hak cipta.

Hal serupa juga disampaikan oleh Marketing Rich Entertainment, Rani Rahayu.

Ia juga menganjurkan untuk mengundang musisi asli atau penulis lagu untuk menghibur tamu undangan di acara pernikahan.

Terlebih, hiburan seperti ini mulai banyak diterapkan di beberapa pernikahan.

“Kami punya jaringan musisi tanah air yang cukup luas, jadi tinggal menyesuaikan dengan keinginan dan bujet pengantin,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Wedding Fair, di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).

Namun, apabila pengantin ingin mengisi hiburan dengan sesi cover lagu, pihak vendor siap mengurus semua perizinan dan biaya royalti ketika aturan tersebut diberlakukan.

“Kalaupun sudah ketok palu dan pasti kena royalti, musisi kami dan juga pengantin nggak perlu pusing mikir biaya, karena harga yang kami tawarkan sudah termasuk pengurusan royaltinya,” kata Rani.

Rekan Rani, Renata Tobing, menjelaskan biaya mengundang musisi asli sangat bervariasi tergantung skala pernikahan.

Baca juga: WAMI Sebut Musik di Nikahan Kena Royalti, Apa Alternatif Hiburannya?

Untuk konsep big wedding, biasanya akan memakan kebutuhan instrumen dan alat musik yang lebih banyak.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau