Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Menjaga Kesehatan ala Puteri Indonesia 2025 Firsta Yufi Amarta Putri

Kompas.com, 4 Oktober 2025, 18:28 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Tak hanya itu, Firsta juga menceritakan kedekatannya dengan jamu sejak kecil. Ia menilai jamu adalah bagian dari budaya Indonesia yang punya manfaat luar biasa bagi kesehatan.

“Waktu kecil saya masih sering lihat tukang jamu keliling. Mama saya selalu beliin buat sekeluarga. Tapi sekarang sudah jarang sekali ditemukan. Padahal jamu itu banyak banget manfaatnya,” katanya.

Firsta menyebut jamu bukan hanya sebagai obat, tetapi juga bisa menjadi minuman pencegahan berbagai penyakit. Salah satu favoritnya adalah kunyit asam yang baik untuk metabolisme dan membantu mengurangi nyeri menstruasi.

Baca juga: Tampil di Panggung Miss Supranational 2025, Firsta Yufi Bawakan Tari Jaripah dan Lagu Rek Ayo Rek

“Kalau lagi menstruasi, minum jamu kunyit asam itu sangat membantu. Jadi nyeri bisa lebih ringan. Selain itu, jamu juga bisa melancarkan metabolisme tubuh,” tambahnya.

Inovasi agar generasi muda suka jamu

Meskipun jamu sering dianggap “minuman orang tua”, Firsta menilai generasi muda perlu diberi akses lebih mudah untuk menikmatinya.

Apalagi, menurutnya, kini banyak produk jamu yang hadir dalam kemasan modern sehingga praktis untuk dikonsumsi kapan saja.

“Sekarang sudah ada jamu yang ready to drink (siap minum). Jadi enggak ribet lagi harus bikin sendiri atau cari penjual jamu keliling. Rasanya juga lebih enak dan bisa diterima anak muda,” katanya.

Baca juga: Siapa Elvira Devinamira, Puteri Indonesia dan Aktris yang Tampil di Cannes 2025?

Ia berharap dengan adanya inovasi, jamu bisa kembali populer di kalangan generasi muda. Selain sebagai alternatif sehat, jamu juga merupakan identitas budaya yang patut dibanggakan.

Peran perempuan dalam gaya hidup sehat

Dalam kesempatan yang sama, Firsta menegaskan pentingnya peran perempuan sebagai teladan dalam gaya hidup sehat.

Menurutnya, perempuan bukan hanya dituntut menjaga keluarga, tetapi juga harus peduli dengan diri sendiri.

“Perempuan itu bisa tetap berdaya, berkontribusi, dan tetap sehat. Jadi jangan lupa untuk jaga tubuh kita, karena itu investasi masa depan,” ujarnya.

Baca juga: Mengapa Curhat ke Orang Asing Kadang Terasa Nyaman? Ini Kata Psikolog

Firsta menilai acara seperti Empowerment Walk KOWANI yang menggelar jalan sehat 10.000 langkah, terutama bagi para perempuan dari berbagai usia, memberi ruang bagi perempuan dari berbagai kalangan untuk saling menginspirasi.

Ia berharap semakin banyak anak muda, khususnya perempuan, yang peduli pada kesehatan diri dan lingkungan sekitar.

Dengan demikian, bagi Firsta, perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana, seperti makan sehat, olahraga rutin, dan menjaga tubuh dari dalam lewat jamu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau