Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kebudayaan Nasional 2025 pada 17 Oktober, Ini Sejarah dan Maknanya

Kompas.com, 17 Oktober 2025, 14:05 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Hari Kebudayaan Nasional 2025 diperingati pada hari ini, Jumat (17/10/2025). Hari ini ditetapkan, salah satunya berdasarkan usulan para pelaku budaya.

"Penetapan Hari Kebudayaan pada 17 Oktober merupakan hasil diskusi bersama seniman, budayawan, dan para pegiat budaya, yang intinya adalah merayakan keragaman ekspresi budaya di seluruh penjuru Nusantara," kata Menteri Kebudayaan, Fadli Zon lewat keterangan resmi, dikutip Jumat (17/10/2025).

Baca juga:

Sejarah Hari Kebudayaan Nasional

Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menghadiri acara Hari Kebudayaan 2025: Merayakan Keberagaman, Menguatkan Jati Diri Bangsa di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Kamis (16/10/2025).Dok. Kementerian Kebudayaan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menghadiri acara Hari Kebudayaan 2025: Merayakan Keberagaman, Menguatkan Jati Diri Bangsa di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Kamis (16/10/2025).

Penetapan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayan Nasional mengacu pada Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 162/M/2025.

Pada tanggal yang sama pada tahun 1951, lahirlah semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan penandatanganan Peraturan Pemerintah tentang lambang negara Garuda Pancasila oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Momen tersebut dinilai menegaskan peran strategis kebudayaan dalam memperkuat jati diri bangsa, menumbuhkan semangat persatuan, dan menjaga keberlanjutan warisan budaya Indonesia. 

Baca juga:

Cara memperingati Hari Kebudayaan Nasional

Teater Mak Yong, salah satu bentuk kesenian yang resmi diajukan Indonesia ke UNESCO. Hari Kebudayaan Nasional 2025 diperingati setiap 17 Oktober untuk merayakan keberagaman budaya Nusantara. Simak sejarah dan maknanya.Dok. Kementerian Kebudayaan Teater Mak Yong, salah satu bentuk kesenian yang resmi diajukan Indonesia ke UNESCO. Hari Kebudayaan Nasional 2025 diperingati setiap 17 Oktober untuk merayakan keberagaman budaya Nusantara. Simak sejarah dan maknanya.

Ada beragam cara memperingati Hari Kebudayaan Nasional, dari mendatangi museum, membagikan karya-karya para seniman di media sosial, mendatangi sanggar kebudayaan, menonton pertunjukan, mendatangi galeri seni, dan mengenakan outfit bernuansa budaya Indonesia.

Untuk Menteri Fadli, Hari Kebudayaan Nasional dirayakan dalam sebuah acara bertema "Merayakan Keberagaman" di Museum Vredeburg, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (16/10/2025).

Sementara itu, melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, terdapat perayaan yang mencakup Ruwatan Nusantara dan doa lintas masyarakat adat, pementasa teatrikal, orasi kebudayaan, serta karnaval budaya dari Sabang sampai Merauke.

Menteri Fadli mengajak masyarakat untuk menjaga api kebudayaan agar terus menyala di tengah arus peradaban dunia. 

Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan akar budayanya, serta mengajak semua pihak untuk memajukan kebudayaan Indonesia agar lebih kreatif, berdaya saing, dan berakar kuat pada tradisi.

"Kita harus bekerja bersama memajukan kebudayaan Indonesia, aktif melestarikan warisan budaya, dan membangun bangsa yang lebih maju, kreatif, serta berdaya saing. Mari terus menjaga dan merawat budaya kita karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan akar budayanya," jelasnya. 

Baca juga:

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau