Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Mencegah Stres Saat Terjebak Macet, Menurut Praktisi Wellness

Kompas.com, 20 Oktober 2025, 16:03 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Macet adalah situasi yang hampir tak terhindarkan bagi warga kota besar, seperti Jakarta.

Dari pagi hingga malam, jalanan yang padat kerap memancing emosi dan menambah stres, apalagi setelah seharian bekerja.

Namun, menurut Wellness Enthusiast and Practitioner Rahne Putri, ada cara sederhana untuk tetap tenang, meski terjebak dalam kemacetan panjang. 

Baca juga: Mengapa Orang Rela Terjebak Macet demi Liburan? Sosiolog Ungkap Alasannya

Ia membagikan empat tips mindfulness yang bisa membantu tubuh dan pikiran tetap rileks di tengah hiruk pikuk jalanan. Simak 4 tips berikut ini. 

Cara mencegah stres saat terjebak macet

1. Matikan handphone dan notifikasi

Bagi banyak orang, momen di dalam mobil seringkali dihabiskan dengan menatap layar ponsel. Namun, Rahne menyarankan hal sebaliknya.

“Ketika masuk ke mobil atau taksi, coba untuk heningkan notifikasi handphone. Setelah sibuk beraktivitas dan harus menghadapi kemacetan, biarkan diri mendapat ketenangan sejenak,” katanya dalam acara Media Gathering #TenangBersamaBlueBird di Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2025).

Menurutnya, kebiasaan langsung membuka ponsel dan menggulir media sosial secara tidak sadar dapat menambah stres. 

“Banyak orang yang masuk ke mobil atau taksi itu langsung buka HP dan scrolling yang tidak mindful, akhirnya bisa menambah stres,” ujarnya.

Momen perjalanan yang sering dianggap membosankan justru bisa menjadi waktu untuk berhenti sejenak dari distraksi digital. 

Dengan menonaktifkan notifikasi, tubuh dan pikiran diberi kesempatan untuk benar-benar istirahat.

2. Duduk yang nyaman dan atur napas

Selain menjauhkan diri dari gawai, Rahne juga menekankan pentingnya memperhatikan postur tubuh dan pernapasan saat di jalan. Duduk yang kaku dan napas yang pendek justru membuat tubuh semakin tegang.

“Duduk dengan nyaman, turunkan bahu dalam keadaan yang rileks, dan coba latih pernapasan 4-2-6,” ujarnya.

Baca juga: Terjebak Macet Saat Liburan Bisa Berdampak ke Kesehatan Mental

Teknik ini berarti menarik napas selama empat detik, menahan selama dua detik, lalu menghembuskannya perlahan selama enam detik. 

“Rasakan kenyamanannya dan rilis rasa tegang setelah lelah seharian,” lanjutnya.

Latihan sederhana ini bisa membantu mengendurkan otot-otot yang tegang sekaligus menenangkan sistem saraf. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau