Penulis
KOMPAS.com – Menjaga berat badan tidak selalu soal mengurangi porsi makan atau berolahraga tanpa henti.
Bagi perempuan, memahami fase tubuh dan siklus menstruasi ternyata sangat berpengaruh pada keberhasilan diet.
Hal ini dibagikan oleh Dewi Niki Annisa (30), seorang ibu rumah tangga sekaligus pengusaha yang berhasil menurunkan berat badannya dari 75 kg menjadi 58 kg dalam satu tahun.
Dewi menekankan bahwa kunci keberhasilan diet sehat adalah menyesuaikan pola makan dan olahraga dengan fase tubuh, bukan sekadar mengikuti tren diet atau aturan ketat.
Menurut Dewi, fase paling menantang dalam diet perempuan adalah fase luteal, menjelang menstruasi, ketika tubuh mengalami perubahan hormon dan sering menimbulkan craving atau keinginan makan berlebih.
“Pas menjelang mens, craving itu luar biasa. Pengin manis, pengin asin, kadang semua pengin dicoba,” kata Dewi kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan bahwa penting untuk tidak menekan keinginan makan, tapi tetap mengatur agar tidak berlebihan dari kebutuhan kalori harian.
Dengan pendekatan ini, diet tidak lagi menjadi sumber stres.
“Sekarang aku bisa menghadapi fase itu dengan lebih tenang. Kalau pengin sesuatu, boleh saja asal porsinya masih sesuai,” ujarnya.
Baca juga: Cerita Dewi Niki Turun BB 17 Kg Tanpa Diet Ekstrem, Pahami Tubuh dan Nikmati Prosesnya
Dalam menjalani diet, Dewi memanfaatkan intermittent fasting (IF) sebagai metode utama.
Biasanya, ia makan mulai pukul 12.00 siang hingga 19.00 malam.
Menu yang dikonsumsi terdiri dari karbohidrat sehat, protein tanpa digoreng, dan sayuran yang ditumis atau dikukus.
Namun, Dewi menyesuaikan aturan IF ini saat fase menstruasi.
“Kalau lagi PMS atau menstruasi, aku nggak IF. Fokusnya ke makanan bernutrisi supaya tubuh tetap seimbang,” ujarnya.
Dengan cara ini, tubuh tidak mengalami stres berlebihan, hormon tetap lebih stabil, dan risiko gangguan metabolisme bisa dikurangi.
Baca juga: Cerita Diet Hasan, Berhasil Turun Berat Badan 16 Kg dengan Metode Diet SMART