Penulis
Menurutnya, tidak ada ibu yang harus selalu sempurna. Yang terpenting adalah menjadi orang tua yang tepat bagi anak, dengan segala kemampuan yang dimiliki
"Aku mungkin tidak sempurna, tapi aku bisa jadi ibu yang tepat untuk anakku," ujarnya.
Di balik semua perjuangannya, Rosita mengakui bahwa ia tidak memiliki banyak dukungan dari orang lain.
"Tidak ada tempat pulang dan tidak ada tempat mengadu," ungkapnya.
Satu-satunya support system yang benar-benar ia rasakan hanyalah dirinya dan anaknya.
Meski begitu, ia tetap bersyukur karena mampu bertahan hingga hari ini.
"Terima kasih kepada diriku sendiri yang selalu berusaha membuat semuanya terlihat baik-baik saja," ujarnya.
Baca juga: Potret Multiperan Ibu Bekerja dengan Karier Gemilang di Era Modern
"Baru saja aku termenung, memikirkan ternyata sudah sampai sejauh ini," ujarnya.
Ia menyadari sudah melewati banyak hal sulit, dari berpindah tempat tinggal, tekanan mental, hingga rutinitas memikul banyak peran. Meski penuh air mata, semua itu bisa ia lewati.
"Sekarang lihat, semua sudah terlewati walaupun dengan ribuan kata ‘capek’," ujar Rosita.
Jika ia bisa berbicara kepada dirinya yang baru menjadi ibu dulu, Rosita ingin mengatakan bahwa kesiapan mental, finansial, dan ilmu parenting sangat penting.
Bukan untuk membuat diri sempurna, tetapi agar anak tidak harus menanggung luka yang bukan miliknya.
Bagi ibu lain yang sedang merasa belum cukup baik, Rosita ingin menyampaikan bahwa perjalanan setiap ibu berbeda.
Banyak perempuan yang menjalani peran ganda, sering kali tanpa tempat bersandar, namun tetap berusaha memberikan yang terbaik.
"Percayalah, kamu tidak benar-benar berjuang sendirian," ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa setiap langkah kecil seorang ibu adalah bentuk cinta dan ketahanan yang luar biasa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang