Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Komentar Negatif yang Dihadapi Ibu Bekerja Saat Titipkan Anak ke Daycare

Kompas.com, 6 Desember 2025, 19:15 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

DEPOK, KOMPAS.com - Ada beban sosial yang menyertai keputusan ibu bekerja untuk menitipkan anak ke daycare, yaitu komentar miring dan pertanyaan yang terkesan menghakimi terhadap keputusan itu.

Sering kali, anggapan bahwa ibu bekerja tidak punya hati karena lebih memilih karier sampai tega menaruh anak di daycare, datang dari orang-orang terdekat.

Simak cerita para ibu bekerja menghadapi komentar-komentar tersebut dalam keseharian mereka.

Baca juga: Menitipkan Anak ke Daycare, Usaha Para Ibu Bekerja Menjaga Tumbuh Kembang Anak

Dituduh tidak sedih karena menitipkan anak

Eka (46) adalah seorang guru BK yang menitipkan anak ketiga dan keempatnya, Azzam (5) dan Shofia (4).

Ia bukan mendapat omongan kurang mengenakkan dalam bentuk pernyataan, tetapi pertanyaan tentang perasaannya yang harus menitipkan anak ke orang lain.

Eka (46), ibu bekerja yang berprofesi sebagai guru BK, saat ditemui di HappyKids Daycare cabang Sukatani, Tapos, Kota Depok, Kamis (4/12/2025).kompas.com / Nabilla Ramadhian Eka (46), ibu bekerja yang berprofesi sebagai guru BK, saat ditemui di HappyKids Daycare cabang Sukatani, Tapos, Kota Depok, Kamis (4/12/2025).

“Dibilang, ‘Bu Eka memangnya enggak sedih ya nitip anak di daycare? Memangnya aman ya? Di daycare anaknya jadi sering sakit lho, gampang terpapar penyakit’,” tutur dia kepada Kompas.com di HappyKids Daycare cabang Sukatani, Tapos, Kota Depok, Kamis (4/12/2025).

Pertanyaan itu mungkin terdengar biasa, tetapi kurang mengenakkan bagi Eka yang sudah merasa bersalah karena harus menitipkan anak di daycare.

Bahkan, keputusan untuk menitipkan anak di daycare sempat gentar. Ia juga mempertimbangkan untuk mencari pengasuh. Namun, setelah berbagai pertimbangan, ia memutuskan untuk tetap ke daycare.

Azzam dititipkan ketika ia berusia setahun dua bulan karena Shofia baru lahir, sedangkan sang adik baru dititipkan saat berusia dua tahun setelah sebelumnya sempat diasuh oleh neneknya, meskipun sang nenek sempat berat hati.

“Awalnya berat, tapi saya coba jelaskan bahwa daycare ini tidak seperti yang mungkin ibu saya kira, karena Azzam-lah contohnya. Akhirnya Shofia juga bisa di daycare bareng Azzam,” ucap Eka.

“Saya berpikir, biarkan dia bersama Azzam untuk ketemu dengan berbagai macam teman, karena kalau di rumah terbatas temannya itu-itu saja. Kalau di sini ada berbagai macam karakter teman,” lanjut dia.

Sementara untuk pertanyaan yang kurang mengenakkan hati, Eka akhirnya tidak ambil pusing karena menitipkan Azzam dan Shofia ke daycare merupakan pilihan yang tepat baginya.

Hasilnya pun positif karena kedua anaknya diberi berbagai aktivitas yang menstimulasi, sehingga membantu mengoptimalkan perkembangan mereka.

Baca juga: Hindari Daycare Bodong, Berikut 7 Tips Memilih Daycare yang Aman

Fatimah (28), ibu bekerja yang berprofesi sebagai dosen program studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ditemui di HappyKids Daycare cabang Sukatani, Tapos, Kota Depok, Kamis (4/12/2025).kompas.com / Nabilla Ramadhian Fatimah (28), ibu bekerja yang berprofesi sebagai dosen program studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ditemui di HappyKids Daycare cabang Sukatani, Tapos, Kota Depok, Kamis (4/12/2025).

Menyentil pendidikan dan profesi

Untuk Fatimah (28), dosen program studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ada dua komentar yang cukup nyelekit, yakni terkait dengan pendidikan dan profesinya.

“Pastilah pernah mendapatkan komentar negatif, ‘Wah mamanya sekolah tinggi-tinggi, bergelutnya di bidang PAUD, suka isi (talkshow) parenting, tapi anaknya dititipin. Itu sudah jadi makanan sehari-hari,” ungkap ibu dari Izaad (2) ini, Kamis.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau