Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Saat Wewangian Jadi Identitas, Budaya Parfum Indonesia Hadirkan Pilihan Sesuai Momen

Kompas.com, 7 Desember 2025, 12:12 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah maraknya merek parfum lokal yang hadir dengan klaim kuat dan strategi pemasaran agresif, Budaya Parfum Indonesia menawarkan perspektif yang lebih kontemplatif.

Bagi Founder Budaya Parfum Indonesia Iman Ratra, parfum bukan sekadar wangi yang menempel di tubuh, melainkan medium untuk menciptakan makna.

Konsep itu berakar dari inspirasi tempat yang sederhana, yakni Bentara Budaya Jakarta. Mengusung tagline Budaya Parfum Indonesia #JauhLebihBermakna serta filosofi Kompas.com “#JernihMelihatDunia”.

Menurut Iman, jika membaca berita yang jernih dapat membuka cakrawala tanpa hoaks, maka memakai Budaya Parfum diharapkan membuat seseorang “lebih bermakna di mata orang lain”.

Baca juga: 5 Tips Memilih Wangi Parfum Sesuai Kepribadian, Pilih Aroma Bahagia

“Budaya lahir dari riset lapangan yang dilakukan Iman dan tim pada September–Desember 2024 terhadap 50–100 responden di kawasan Cibubur,” cerita Iman.

Temuannya menarik. Ternyata, banyak orang memakai parfum yang tidak sesuai dengan ruang, waktu, dan aktivitas.

Wangi yang terlampau kuat saat bekerja di ruang tertutup, misalnya, dapat membuat rekan di sekitar merasa tidak nyaman. Di sisi lain, wangi lembut yang dibawa ke sesi olahraga sering kali langsung hilang ditelan keringat dan udara terbuka.

Menjawab pola ini, Budaya pun mengembangkan lima varian parfum yang masing-masing diciptakan untuk situasi tertentu.

Baca juga: Chicco Jerikho dan Putri Marino Ungkap Kriteria Parfum Favorit

Budaya Kerja, misalnya, dirancang untuk pemakaian di dalam ruangan dengan aroma tembakau segar yang memberi kesan profesional dan matang.

Adapun Budaya Raga hadir untuk olahraga dan kegiatan luar ruang dengan karakter citrus lemon yang energik. Sementara, Budaya Pesta diperuntukkan untuk penggunaan malam hari dan acara formal melalui sentuhan amber-oud yang mencerminkan kemapanan.

Kemudian, Budaya Aura dan Persona menjadi varian paling serbaguna karena cocok untuk semua kondisi, mulai pagi hingga malam,baik di ruang terbuka maupun tertutup. Varian Budaya Aura ini hadir dengan aroma vanila, kopi, dan bunga yang memadukan kehangatan dan kesegaran.

Sementara Budaya Persona adalah perpaduan aroma vanilla, caramel, almond, serta aroma bunga  yang menimbulkan kesan ceria.

“Varian ini sesuai dengan gaya hidup yang dinamis ala kelas pekerja,” tambah Iman.

Baca juga: 7 Aroma Parfum yang Menenangkan Pikiran dan Meredakan Stres

Iman menjelaskan bahwa setiap aroma selalu menumbuhkan makna yang berbeda. Ia memberi contoh transisi dari suasana profesional ke suasana santai, situasi yang banyak dialami pekerja urban.

Di momen seperti ini, notes vanila menjadi pilihan paling aman karena Indonesia cenderung “vanilla-sentris”.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau