KOMPAS.com - Akhir 2025 menjadi titik balik bagi Fadil, pengguna Threads dengan nama akun @fdilazahra.
Di usia 24 tahun, ia mendapati kolesterol totalnya menyentuh angka 307 mg/dL, jauh di atas batas normal yang seharusnya di bawah 200. Hasil itu datang saat ia sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan menjelang wisuda.
“Syok banget, apalagi aku merasa sudah jaga makan,” kata Fadil kepada Kompas.com, Kamis (4/12/2025).
Saat itu ia hanya berniat mengurangi berat badannya, tetapi hasil pemeriksaan kesehatan membuat tujuannya berubah. Diet tak lagi soal bentuk tubuh, tapi tentang keselamatan.
Baca juga: Diet Membentuk Badan, Ini Cerita Komang Kecilkan Lingkar Pinggang 7 Cm dalam 8 Bulan
Fadil mengaku memulai diet karena rasa tidak percaya diri yang mengganggu aktivitas hariannya. Untuk melangkah saja ia merasa “tertahan”.
Pengalaman sukses menurunkan berat badan dengan metode intermittent fasting (IF) di masa SMA membuatnya kembali memilih pola yang sama.
Dulu ia pernah turun dari 70 kg ke 58 kg. Namun pandemi membuat berat badannya naik hingga 75 kg.
“Aku merasa badan cocok aja sama IF, jalannya juga nggak berat,” ujarnya.
Di satu minggu pertama, ia mengalami sakit kepala, mual, dan rasa lapar yang sulit dihindari. Namun memasuki minggu kedua, tubuh mulai beradaptasi. Tantangan justru muncul saat bersama keluarga, ketika belum jam "buka puasa".
“Lumayan melatih mental dan kesabaran,” katanya sambil tertawa.
Baca juga: Jangan Pilih Fad Diet jika Ingin Penurunan Berat Badan Jangka Panjang
Pemeriksaan kesehatan yang menunjukkan kolesterol 307 mg/dL membuat Fadil mengubah total pendekatannya.
Ia mulai menurunkan asupan makanan berlemak, menghindari gorengan, dan membatasi konsumsi makanan tinggi kolesterol.
Sebagai lulusan kesehatan masyarakat, Fadil menyadari risiko tingginya angka tersebut. Ia juga mulai lebih memperhatikan gula, minyak, dan tepung dalam makanan sehari-hari.
Baca juga: Ilmuwan Lakukan Pemotongan Gen untuk Atasi Kolesterol Tinggi Permanen
“Ketiganya kalorinya tinggi. Banyak anak muda sekarang yang sudah kena diabetes, jadi aku makin hati-hati,” ujarnya.
Meski begitu, ia tidak ingin terlalu keras pada dirinya sendiri. Ia menerapkan prinsip “10–20 persen makanan bahagia” agar tetap bisa menikmati camilan tanpa berlebihan.