Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 24 Tahun tapi Kolesterol 307, Jadi Motivasi Fadil Turunkan Berat Badan

Kompas.com, 7 Desember 2025, 12:45 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akhir 2025 menjadi titik balik bagi Fadil, pengguna Threads dengan nama akun @fdilazahra.

Di usia 24 tahun, ia mendapati kolesterol totalnya menyentuh angka 307 mg/dL, jauh di atas batas normal yang seharusnya di bawah 200. Hasil itu datang saat ia sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan menjelang wisuda.

“Syok banget, apalagi aku merasa sudah jaga makan,” kata Fadil kepada Kompas.com, Kamis (4/12/2025).

Saat itu ia hanya berniat mengurangi berat badannya, tetapi hasil pemeriksaan kesehatan membuat tujuannya berubah. Diet tak lagi soal bentuk tubuh, tapi tentang keselamatan.

Baca juga: Diet Membentuk Badan, Ini Cerita Komang Kecilkan Lingkar Pinggang 7 Cm dalam 8 Bulan

Awalnya insecure, Fadil coba intermittent fasting

Fadil mengaku memulai diet karena rasa tidak percaya diri yang mengganggu aktivitas hariannya. Untuk melangkah saja ia merasa “tertahan”.

Pengalaman sukses menurunkan berat badan dengan metode intermittent fasting (IF) di masa SMA membuatnya kembali memilih pola yang sama.

Dulu ia pernah turun dari 70 kg ke 58 kg. Namun pandemi membuat berat badannya naik hingga 75 kg.

“Aku merasa badan cocok aja sama IF, jalannya juga nggak berat,” ujarnya.

Di satu minggu pertama, ia mengalami sakit kepala, mual, dan rasa lapar yang sulit dihindari. Namun memasuki minggu kedua, tubuh mulai beradaptasi. Tantangan justru muncul saat bersama keluarga, ketika belum jam "buka puasa".

“Lumayan melatih mental dan kesabaran,” katanya sambil tertawa.

Baca juga: Jangan Pilih Fad Diet jika Ingin Penurunan Berat Badan Jangka Panjang

Kolesterol tinggi jadi alarm serius

Pemeriksaan kesehatan yang menunjukkan kolesterol 307 mg/dL membuat Fadil mengubah total pendekatannya.

Ia mulai menurunkan asupan makanan berlemak, menghindari gorengan, dan membatasi konsumsi makanan tinggi kolesterol.

Sebagai lulusan kesehatan masyarakat, Fadil menyadari risiko tingginya angka tersebut. Ia juga mulai lebih memperhatikan gula, minyak, dan tepung dalam makanan sehari-hari.

Baca juga: Ilmuwan Lakukan Pemotongan Gen untuk Atasi Kolesterol Tinggi Permanen

“Ketiganya kalorinya tinggi. Banyak anak muda sekarang yang sudah kena diabetes, jadi aku makin hati-hati,” ujarnya.

Meski begitu, ia tidak ingin terlalu keras pada dirinya sendiri. Ia menerapkan prinsip “10–20 persen makanan bahagia” agar tetap bisa menikmati camilan tanpa berlebihan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau