KOMPAS.com - Apakah intermittent fasting (IF) aman untuk pengidap asam lambung atau GERD? Sesuai namanya, intermittent fasting adalah pola puasa dengan jeda waktu tertentu termasuk cara menjaga berat badan dan memperbaiki metabolisme.
Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi menjelaskan, pada dasarnya orang dengan riwayat asam lambung tetap bisa melakukan IF, asal caranya tepat dan disesuaikan dengan kondisi tubuh. Namun, tetap harus dengan perencanaan yang hati-hati.
Baca juga:
“(Sebaiknya) konsultasi ke tenaga kesehatan sebelumnya,” ujar dr. Santi kepada Kompas.com, Sabtu (25/10/2025).
Berikut tips menjalani intermittent fasting, terutama bagi yang memiliki riwayat dan penderita asam lambung agar tetap aman, menurut dr. Santi.
Ingin coba intermittent fasting (diet IF) tapi punya riwayat asam lambung? Dokter membagikan panduan aman agar lambung tetap nyaman.Bagi yang punya riwayat GERD, dr. Santi menyarankan untuk memilih jenis intermittent fasting yang lebih fleksibel agar lambung tidak bekerja terlalu berat yakni wet intermittent fasting.
“Pilih IF yang jenis wet IF di mana saat jendela puasa, orang boleh minum sepanjang cairan yang diminum tidak mengandung kalori atau mengandung sangat sedikit kalori sehingga dapat diabaikan,” jelasnya.
Selain wet intermittent fasting, ada pilihan lain yang bisa dicoba bagi pemula atau yang lambungnya sensitif.
“Pilih jenis dirty IF di mana saat jendela puasa, orang masih boleh konsumsi maksimal 100 kalori,” tambahnya.
Dengan cara ini, tubuh tetap bisa beradaptasi dengan ritme puasa tanpa memaksa lambung benar-benar kosong dalam waktu lama.
Ingin coba intermittent fasting (diet IF) tapi punya riwayat asam lambung? Dokter membagikan panduan aman agar lambung tetap nyaman.Durasi puasa juga menjadi faktor penting bagi penderita asam lambung. Puasa yang terlalu panjang berisiko membuat asam lambung naik.
Maka dari itu, dr. Santi menyarankan agar tidak memaksakan diri dengan pola ekstrem.
“Pilih jam puasa yang tidak terlalu panjang misalnya puasa hanya 12 atau 14 jam saja,” ujarnya.
Waktu puasa yang lebih singkat memberi kesempatan tubuh beradaptasi tanpa mengganggu sistem pencernaan.
Baca juga: 9 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Saat Terapkan Intermittent Fasting