Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diet Intermittent Fasting Ampuh Turunkan Berat Badan dan Gula Darah, Benarkah?

Kompas.com - 12/11/2023, 13:17 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini banyak pilihan diet untuk menurunkan berat badan. Namun bagi seseorang yang ingin menurunkan berat badan tapi juga ingin menjaga kadar gula darahnya tetap stabil, memilih diet yang tepat mungkin akan menjadi tantangan.

Diet intermittent fasting mungkin jadi salah satu solusi yang bisa kamu terapkan. Diet intermittent fasting sendiri adalah metode penurunan berat badan dengan cara membatasi waktu makan atau berpuasa dalam durasi tertentu.

Penelitian terbaru dari University of Chicago yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) menyoroti keberhasilan diet intermittent sebagai alternatif yang lebih efektif untuk penurunan berat badan dan menjaga kadar gula tetap stabil

Dalam penelitian ini, tim dokter medis, peneliti doktoral, dan dokter diet meneliti 75 peserta antara usia 18 dan 80 tahun yang menderita diabetes tipe 2 dan memiliki kelebihan berat badan. Para peserta dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok selama enam bulan:

  • Kelompok pertama mengikuti pola puasa intermiten dengan jendela makan delapan jam antara tengah hari dan pukul 8 malam.
  • Kelompok kedua mengurangi asupan kalori sebesar 25%.
  • Kelompok ketiga melakukan diet lain.

Baca juga: Mengenal Intermittent Fasting dan Siapa Saja yang Bisa Melakukannya

Puasa intermiten dengan jendela makan antara siang hingga pukul 8 malam telah terbukti menghasilkan penurunan berat badan yang paling signifikan.

Beberapa orang dalam kelompok ini bahkan berhasil kehilangan hingga 6 persen dari berat badan mereka.

Jika kita bayangkan seseorang dengan berat badan 180 kilogram, ini artinya mereka bisa mengurangi berat badannya sekitar 11 kilogram. Rata-rata penurunan berat badan di kelompok ini adalah sekitar 4 persen.

Sementara itu, mereka yang mengurangi kalori hanya mampu mempertahankan penurunan berat badan rata-rata kurang dari 2 persen.

Perlu diingat, mereka yang yang mengikuti diet intermittent fasting mengurangi jumlah kalori mereka rata-rata sekitar 300 kalori per hari, artinya mereka mengurangi 100 kalori lebih banyak daripada mereka yang mencoba diet mengurangi kalori.

Sekali lagi, ini terjadi tanpa mencoba membatasi apa yang mereka makan.

Yang menarik dari penelitian ini adalah jenis diet intermittent fasting yang diselidiki, mirip dengan peserta yang hanya menikmati makan siang dan makan malam tanpa aturan ketat tentang makanan yang boleh atau tidak boleh mereka konsumsi.

Para penulis penelitian menyatakan bahwa temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa dengan puasa intermiten, orang cenderung mengurangi kalori harian sebanyak 200 hingga 500 kalori tanpa menghitungnya secara sadar.

Selain itu, diet intermittent fasting terbukti memberikan manfaat yang sebanding dengan diet tradisional dalam mengelola kadar HbA1c dan glukosa.

Baca juga: Puasa Intermiten dan Defisit Kalori, Mana Paling Efektif Turunkan Berat Badan?

Secara rata-rata, kelompok yang berpuasa hanya mematuhi rencana makan terbatas selama enam hari per minggu. Ini mengindikasikan kemungkinan adanya “hari curang” pada hari-hari tertentu.

Krista Varady, penulis utama studi ini dari Departemen Kinesiologi dan Nutrisi di Universitas Illinois Chicago menyatakan, diet intermittent fasting dapat menjadi alternatif efektif bagi mereka yang sulit menjalani diet tradisional atau merasa kelelahan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com