KOMPAS.com -- Pada awal tahun ini, sebuah studi di Inggris menyebutkan bahwa main tarik ulur sudah ketinggalan zaman. Namun, tampaknya para pakar di Kelas Cinta memiliki pendapat berbeda.
(Baca juga: Studi Ungkap Etika Berkencan di Era Modern)
Kei Savourie, Love & Relationship Coach dari Kelas Cinta, menjelaskan kepada Kompas.com melalui pesan yang diterima pada hari Sabtu (1/3/2017) bahwa tarik ulur terkadang masih diperlukan untuk meningkatkan rasa ketertarikan dan penasaran.
“Misalnya selama tiga hari Anda non-stop chatting seru dengannya, tapi esoknya Anda menghilang sama sekali dengan alasan sibuk. Hal seperti ini membuat dia jadi mencari Anda dan bertanya-tanya,” ujarnya memberi contoh.
Sebenarnya, tarik ulur bisa menjadi sebuah permainan yang menyenangkan bagi kedua belah pihak asal Anda tahu aturan mainnya.
Aturan pertama, menurut Kei, adalah dilakukan sesekali. Sebab, terlalu sering main tarik ulur justru bisa membunuh rasa ketertarikannya karena mengira Anda sudah tidak lagi berminat.
Lalu, lakukan tarik ulur hanya pada masa pendekatan saja, bukan semasa pacaran apalagi setelah menikah.
“Apabila sudah masuk ke hubungan yang resmi, tarik ulur tidak baik dilakukan karena justru akan membuat pasangan merasa tidak dihargai. Ujung-ujungnya malah akan menjadi konflik dan pertengkaran,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.