Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2017, 21:35 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut data pada tahun 2012, sekitar 40 persen dari 213 juta kehamilan di dunia merupakan kehamilan yang tak direncanakan.

Penggunaan kontrasepsi, terbukti dapat mencegah 188 juta kehamilan yang tak direncanakan setiap tahunnya, yang bisa berakibat pada 112 juta aborsi, 1,1 juta kematian bayi baru lahir, dan 150.000 kematian ibu.

Itulah mengapa sangat penting merencanakan dan menjaga jarak kehamilan serta kelahiran, selain dapat mengurangi komplikasi kesehatan pada wanita, juga akan menurunkan angka kematian bayi.

Sayangnya, masih banyak perempuan yang belum menggunakan kontrasepsi untuk merencanakan kehamilannya.

Padahal, kontrasepsi bisa membantu perempuan memperoleh kesempatan untuk mengejar pendidikan dan turut serta dalam pembangunan. Selain tentunya juga untuk memperlambat pertumbuhan penduduk.

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional, dr Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.D, Masih banyak isu yang berkembang di tengah masyarakat Indonesia, mulai dari soal sumber daya manusia untuk mengurus tanah dan lahan, kepercayaan banyak anak banyak rezeki, hingga berbagai mitos.

Dalam kesempatan yang sama, Prof Dr. dr. Biran Affandi, SpOG (K), FAMM, Guru besar Ilmu Obstetri dan Ginekolog FKUI mengungkapkan bahwa pengetahuan dan informasi valid terkait kesehatan reproduksi dan kontrasepsi sangat penting bagi perempuan.

“Perempuan yang memiliki pengetahuan terkait reproduksi dan kontrasepsi, cenderung mampu melakukan perencanaan keluarga dengan baik. Dengan begitu, generasi yang dihasilkan pun berkualitas,” ujarnya saat ditemui dalam acara  di The Hermitage, Jakarta (25/4).

Prof Biran menambahkan, salah satu penyebab masih banyaknya perempuan yang enggan memakai kontrasepsi adalah karena takut dengan efek sampingnya.

“Efek samping memang ada, tapi tidak terjadi pada semua orang. Asalkan dikonsutasikan dengan dokter, masalah efek samping bisa diatasi. Inilah pentingnya komunikasi, informasi, dan edukasi soal reproduksi dan kontrasepsi,” jelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT Bayer Indonesia didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Asia Pacific Council on Contraception (APCOC) Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) meluncurkan www.bicarakontrasepsi.com.

Website ini bertujuan sebagai media informasi dan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan kontrasepsi berdasarkan bukti penelitian yang sesuai dengan budaya Indonesia.

Menariknya, situs ini juga didukung berbagai ahli, mulai dari dokter, psikolog, sosiolog, hingga bidan yang siap menjawab pertanyaan dan memberikan informasi.

Ashraf Al-Ouf, Presiden Direktur PT Bayer Indonesia berharap website ini dapat membantu para perempuan Indonesia untuk memilih kontrasepsi dan mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya dan keluarganya, terutama terkait perencanaan kehamilan.

“Kami berharap situs ini bisa membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dan bisa dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda,” ujarnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com