Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Lari

Kompas.com, 5 September 2017, 05:40 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Olahraga lari bukan sekedar angkat kaki dan melesat melintasi jalanan. Sebelumnya Anda harus mempersiapkan diri dengan pemanasan, peregangan, serta mencukupi asupan energi dari makanan yang baik.

Kita semua sudah tahu apa yang tidak boleh dilakukan sebelum lari, tetapi bagaimana dengan setelah lari? Adakah pantangan yang harus dihindari setelah berlari?

Berikut hal-hal yang sebaiknya dihindari setelah lari untuk mencegah cedera

1. Melewatkan pendinginan

Pemanasan adalah cara mempersiapkan tubuh untuk lari, sementara pendinginan adalah masa peralihan dari stres yang dialami tubuh selama berlari ke kondisi santainya seperti sedia kala.

Berhenti lari tiba-tiba, misalnya langsung duduk atau tiduran, akan menyebabkan otot kaku karena otot masih panas dan denyut jantung masih kencang tetapi tubuh tidak bergerak.

Pendinginan juga akan membantu proses pemulihan jika ada masalah pada sendi dan otot selama Anda lari. Pendinginan membantu sistem otot dan saraf kembali memasuki keadaan santai.

Maka dari itu, pendinginan dengan berjalan selama 10 menit sama pentingnya dengan pemanasan dengan berjalan selama 10 menit.

Baca juga: Jangan Langsung Duduk Santai Usai Olahraga, Mengapa?

2. Melahap makanan dengan tidak terkendali

Kelaparan setelah berolahraga adalah hal yang sangat wajar. Tapi Anda tidak boleh menebusnya dengan langsung makan banyak setelah lari.

Terlepas dari apa tujuan Anda berlari, entah itu untuk mengurangi berat badan atau menjaga bentuk tubuh, makan dengan tidak terkendali setelah lari adalah hal yang buruk karena membuat upaya Anda dalam berlari menjadi sia-sia. Taati diet Anda atau makanan yang masuk ke tubuh Anda tidak akan bermanfaat.

Baca juga: Mana Lebih Baik: Makan Sebelum atau Setelah Olahraga?

3. Tidak minum

Olahraga lari menghabiskan banyak cairan tubuh, jadi mengembalikan cairan yang telah terpakai penting untuk menjaga tubuh tetap fit. Rasa lemah, letih, dan mual adalah beberapa gejala umum yang akan Anda rasakan jika tubuh Anda mengalami dehidrasi.

Ilustrasi minum sehabis berolahragaEyecandy Images Ilustrasi minum sehabis berolahraga
Namun, Anda tidak perlu sepenuhnya mengganti cairan yang hilang tepat setelah lari dengan minum banyak-banyak. Cukup pastikan tubuh Anda terhidrasi seperti biasanya. Elektrolit yang hilang selama lari akan tergantikan dari makanan yang Anda konsumsi, terutama jika Anda bukanlah pelari tingkat berat. Menjaga hidrasi tubuh selama berlari juga menjadi suatu keharusan.

Baca juga: Hindari Menenggak Air Walau Haus

4. Berlama-lama keringatan

Jangan menyentuh wajah dengan tangan setelah lari. Menyentuh wajah dengan tangan akan menyebarkan bakteri sehingga merusak kulit.

Jangan juga berlama-lama memakai baju yang penuh keringat dalam waktu lama karena jamur dari keringat yang menempel bisa menyebabkan infeksi atau jerawat pada tubuh.

Sebisa mungkin jangan pula melewatkan tidur, karena tidur adalah cara terbaik untuk memulihkan diri dan membentuk otot.

Baca juga: Lakukan Ini untuk Mengatasi Keringat Berlebih

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau