Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bercerai atau Dipecat, Mana yang Lebih Menyedihkan?

Kompas.com, 8 Januari 2018, 15:33 WIB

KOMPAS.com - Perceraian atau pun hilangnya pasangan hidup karena kematian, tentu merupakan momen yang amat menyedihkan bagi kehidupan setiap orang di dalam keluarga.

Namun, sebuah penelitian yang dilansir laman Bloomberg menyebutkan, kesedihan akibat perceraian atau kehilangan pasangan hidup, ternyata tak lebih besar dibandingkan pemecatan, atau kehilangan pekerjaan.

Orang yang dipecat dari pekerjaan, sulit atau bahkan tidak pernah kembali ke tingkat awal dari kesejahteraan mentalnya. Hal ini menyangkut kesehatan mental, kepuasan dengan hidup, dan juga harga diri.

Demikian kesimpulan yang disarikan dari 4.000 makalah riset yang dilakukan di University of East Anglia, Norwich, Inggris, dan lembaga the What Works Center for Wellbeing.

Baca juga : Perceraian Orangtua Bikin Anak Rentan Sakit, Benarkah?

Karyawan yang dipecat akan merasa tidak bahagia selama beberapa tahun. Sementara mereka yang bercerai bisa pulih dan kembali ke keadaan semula dalam waktu lebih singkat.

"Setelah seseorang kehilangan pasangan, dia akan mengalami penurunan dari sisi kesejahteraan mental secara signifikan."

"Namun kemudian, rata-rata mereka akan kembali ke tingkat sebelumnya," kata Tricia Curmi dari Pusat Kajian Pekerjaan.

"Nah, terhadap mereka yang dipecat dan kehilangan pekerjaan, hal itu tidak terjadi. Problem dan kondisi mental mereka cenderung lebih lama dan berlarut," ungkapnya.

Studi ini juga menyimpulkan, kaum pria lebih terpengaruh dalam menghadapi pemecatan.

Selain itu, dalam penelitian yang digelar di Inggris ini diperoleh konklusi, kondisi kesejahteraan mental mereka yang mengalami pemecatan akan menurun selama lebih dari empat tahun setelah dipecat.

Baca juga: Mertua yang Suka Ikut Campur Bisa Sebabkan Perceraian

Sementara, dalam kasus kehilangan pasangan hidup, umumnya orang akan kembali ke tingkat kebahagiaan normal dalam tempo dua tahun untuk yang meninggal, dan empat tahun untuk yang bercerai.

Kendati demikian, ada beberapa kondisi yang bisa membantu "mengobati" kerusakan yang terjadi.

Misalnya, adanya dukungan dari keluarga dan teman-teman, atau tinggal di daerah dengan tingkat pengangguran tinggi, serta memiliki kepribadian yang terbuka (ekstrovert), akan menguntungkan orang-orang yang baru dipecat.

Demikian hasil kajian the What Works Center for Wellbeing, sebuah organisasi independen yang didirikan oleh Pemerintah Inggris.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau