Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 16 September 2018, 12:23 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Bagi pasangan yang sulit hamil secara alami, mengikuti program bayi tabung adalah "senjata" terakhir untuk bisa mewujudkan mimpi menimang si buah hati.

Alsi Megha Marsha Tengker atau lebih dikenal dengan Caca Tengker memilih program bayi tabung tak lama setelah menikah dengan Barry Tamin pada tahun 2017 lalu.

"Sejak awal menikah kami sudah mengecek kondisi kesehatan reproduksi dan ternyata sama-sama bermasalah," kata Caca yang ditemui di acara Fertility Science Week yang diadakan oleh klinik Morula IVF di Jakarta (6/9).

Setelah 7 bulan mencoba kehamilan secara alami dan tidak membuahkan hasil, akhirnya Caca dan suaminya memutuskan menjalani program bayi tabung.

"Selama menjalani program ini secara emosional memang seperti roller coaster. Tapi dukungan suami dan keluarga sangat besar," katanya.

Caca dan Barry kini dikaruniani bayi perempuan yang diberi nama Ansara Maisadipta Tamin yang lahir pada akhir Agustus 2018 lalu.

Caca merupakan sedikit dari pasangan usia subur di Indonesia yang mengalami gangguan kesuburan.

Baca juga: Hamil Anak Kedua, Tya Ariestya Akui Jalani Program Bayi Tabung

Menurut Dr.Ivan Riza Sini, Sp.OG, sekitar 1 dari 10 pasangan suami istri menderita infertilitas.

"Kurang lebih ada 4 juta pasangan di Indonesia yang sulit hamil," kata Ivan dalam acara yang sama.

Menurutnya, di Indonesia layanan program kesuburan masih sangat dibutuhkan.

Penyebab

Penyebab infertilitas yang paling sering antara lain, gangguan pada sperma, sumbatan saluran telur, endometriosis, gangguan perkembangan sel telur, dan sebab yang tak dapat dijelaskan.

Jika penanganan gangguan reproduksi tak berhasil, program bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF) menjadi harapan.

Bayi tabung , menurut Ivan, sudah diterima di dunia sebagai jalan untuk mendapatkan kehamilan.

"Sudah ada 8 juta bayi di dunia yang lahir berkat IVF, tetapi masyarakat di Indonesia belum terlalu paham bahwa ini bisa jadi solusi," kata dokter yang menjadi CEO Klinik Morula IVF ini.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau