Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Merah Vs Daging Putih, Mana yang Lebih Sehat?

Kompas.com, 12 Juni 2019, 16:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Banyak orang berpikir konsumsi daging putih tak memiliki pengaruh negatif untuk kesehatan jantung seperti daging merah.

Sebab, kandungan kolesterol pada daging putih yang dianggap lebih rendah.

Namun faktanya, riset yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition membuktikan daging putih, seperti daging ayam, sama bahayanya dengan daging merah.

Riset dilakukan oleh Peneliti dari Children’s Hospital Oakland Research Institute dengan mempelajari jenis daging apa yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Dalam riset ini, peneliti merekrut 113 orang dewasa yang sehat berusia 21-65 tahun yang dibagi menjadi beberapa kelompok.

Baca juga: Panduan Pola Makan untuk Mengatasi Kolesterol Tinggi

Periset meminta peserta mengikuti diet selama dua minggu untuk memastikan mereka bisa menjalani pola makan tertentu.

Setelah itu, peserta secara acak diminta melakukan diet tinggi lemak jenuh atau rendah lemak jenuh, dengan melakukan tiga diet berbeda.

Tiga diet tersebut adalah diet daging merah, daging putih, dan protein non-daging yang masing-masing dikonsumsi selama empat minggu.

Di antara setiap periode diet, para peserta diberi kesempatan untuk mengonsumsi makanan biasa.

Selain itu, mereka juga melakukan tes darah di awal dan akhir setiap diet. Selama riset peserta juga dilarang mengonsumsi alkohol dan vitamin.

"Ketika kami merencanakan penelitian ini, kami berharap daging merah memiliki efek yang lebih buruk pada kadar kolesterol darah daripada daging putih," ucap Ronald Krauss, selaku pemimpin riset.

Baca juga: Mengapa Penting Menjaga Kadar Kolesterol Baik?

Namun hasil riset justru membuktikan daging merah dan daging putih memiliki pengaruh identik terhadap kolesterol ketika kadar lemak jenuh setara.

Menurut penelitian, daging merah dan putih sama-sama meningkatkan kadar kolesterol LDL (atau buruk) pada peserta. 

Hal ini juga berlaku untuk peserta yang makan daging putih, terlepas dari jenis lemak jenuh lainnya dalam makanan mereka.

Peneliti juga menyimpulkan, mengganti konsumsi daging -baik daging merah dan putih - dengan protein nabati sangat membantu dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Saat kita berfokus untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, kita juga perlu memastikan untuk menghindari makanan lain yang tinggi kolesterol.

"Hasil kami menunjukkan membatasi konsumsi daging merah dan bukan daging putih tidak boleh hanya didasarkan pada efeknya untuk kolesterol darah," kata Dr. Krauss.

Ia menambahkan, konsumsi daging merah memang dapat berkontribusi pada penyakit jantung, dan efek ini harus dieksplorasi lebih rinci dalam upaya meningkatkan kesehatan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau