Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Risiko Penyakit dan Gaya HIdup dengan Tes DNA

Kompas.com, 18 Agustus 2019, 11:36 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Walau dua orang memiliki pola makan dan gaya hidup yang sama, namun status kesehatannya bisa saja berbeda jauh. Ini terjadi karena peran faktor genetik.

Karena pengaruh genetik tersebut, ada individu yang sudah makan banyak tapi badannya tetap langsing, atau wajahnya mudah berjerawat meski rajin memakai skincare.

Untuk mengetahui kecenderungan seseorang terhadap risiko kesehatan, bisa dilakukan tes DNA (Deoxyribo Nucleeic Acid).

Selama ini tes DNA identik dengan pemeriksaan asal usul seseorang. Padahal, tes tersebut juga bisa dipakai untuk mengetahui risiko kesehatan serta rekomendasi gaya hidup yang tepat berdasarkan struktur DNA masing-masing.

“DNA adalah molekul yang menyimpan informasi dari orangtua, berupa tampilan fisik atau pun metabolik pada diri kita,” kata Manajer Laboratorium Genetics Indonesia Erlin Soedarmo di Jakarta (15/8/2019).

Walau begitu, menurut Erlin, faktor DNA bukan satu-satunya penentu risiko penyakit, namun juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan faktor lingkungan.

“Tetapi kalau faktor lifestyle dan lingkungan tidak dikendalikan, bisa saja kecenderungan kita berdasarkan genetik akan muncul. Misalnya tidak mengurangi karbohidrat, sehingga obesitas,” katanya.

Baca juga: Sering Susah Bangun Pagi Bisa Disebabkan Faktor Genetik

Menurut Direktur PT Global Genetika Indonesia, Simon, di masa depan pemeriksaan DNA akan menjadi standar dalam dunia kesehatan untuk mengetahui faktor risiko penyakit dan memilih pengobatan yang tepat.

“Saya punya pengalaman tidak cocok dengan obat penurun kolesterol yang diberikan dokter. Ternyata setelah melakukan pemeriksaan genetik, tubuh saya tidak merespon kandungan dalam obat itu. Jadi harus diganti obatnya,” kata Simon.

Dalam dunia kedokteran, pengobatan kanker juga membutuhkan pemeriksaan genetik untuk mengetahui respon tubuh terhadap obat.

Peluncuran layanan DNAku di Jakarta, Kamis (15/8/2019).Kompas.com/Lusia Kus Anna Peluncuran layanan DNAku di Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Berbasis internet

Pemeriksaan genetika selama ini harus dilakukan di luar negeri dengan biaya yang tidak murah.

Kini hadir DNAku, yang merupakan layanan pemeriksana genetika pertama berbasis internet di Indonesia dengan harga relatif terjangkau.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengusap dinding pipi dengan kit yang sudah disediakan.Kompas.com/Lusia Kus Anna Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengusap dinding pipi dengan kit yang sudah disediakan.
Dijelaskan oleh Simon, layanan DNAku, merupakan layanan untuk wellness, sehingga kita bisa mengatur gaya hidup.

DNAku menawarkan beberapa pemeriksaan, yaitu:

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau