Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipi Tirus dan Lebih Mancung dengan Conturing Suntikan Filler

Kompas.com, 31 Agustus 2019, 11:14 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Conturing merupakan salah satu teknik makeup untuk membuat struktur wajah lebih jelas. Lewat teknik ini, wajah yang bulat bisa terlihat lebih tirus dan hidung terlihat lebih tinggi.

Biasanya contour paling sering diaplikasikan di bawah tulang pipi, kedua sisi hidung, dahi dan rahang. Menggunakan warna makeup yang setingkat lebih gelap dari warna kulit atau pun highlighter, hasilnya wajah akan lebih terstruktur.

Selain dengan makeup, sebenarnya kini prosedur estetika wajah bisa membuat contouring secara lebih pemanen, yaitu dengan suntik filler.

Dijelaskan oleh dr.Aida Setiawan dari Klinik Jakarta Aesthetic Clinic (JAC), filler bisa diberikan di bagian hidung, dagu, hingga pipi.

“Filler hidung dan dagu akan menambah kesan wajah lebih berdimensi, sedangkan filler garis rahang yang tersambung ke pipi dan kening akan membuat wajah Asia yang lebar jadi terlihat oval dan kencang,” katanya.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, minat masyarakat untuk melakukan tindakan estetika wajah memang terus meningkat, baik pada pria atau wanita.

Baca juga: Memahami Perbedaan Filler dan Botoks

Dokter Silvia Urika dan dr. Aida Setiawan dari Klinik Jakarta Aesthetic Clinic.Kompas.com/Lusia Kus Anna Dokter Silvia Urika dan dr. Aida Setiawan dari Klinik Jakarta Aesthetic Clinic.
“Kalau yang wanita ingin lebih tirus atau hidungnya lebih mancung, sedangkan yang laki-laki ingin rahangnya lebih terlihat,” katanya.

Menurut Aida, sekitar 85 persen dari sekitar 6000 pasien di JAC pernah melakukan face contouring dengan suntik filler.

Selain filler, sebenarnya teknik thread lift (tanam benang) juga bisa membuat wajah terlihat lebih tirus dan kencang. Namun, tanam benang hanya di lakukan di bagian permukaan kulit.

Dengan kata lain, thread lift dan suntik filler memiliki target yang berbeda. Jika filler untuk struktur penunjang kulit, maka sebaliknya tanam benang di permukaan.

“Kulit kita terdiri dari beberapa lapisan. Kalau filler, ia akan mengisi dari bantalan lemak atau struktur penunjangnya, termasuk bagian permukaan kulit. Sementara kalau thread lift hanya di permukaannya saja,” kata dr.Silvia Urika.

Ia menambahkan, ada juga klinik yang menggabungkan teknik thread lift dengan filler. Namun, hal itu akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

“Kalau kulitnya sudah terlalu kendur atau shaggy, memaksakan pakai thread lift justru bisa membuat hasilnya kurang alami. Percuma kita tarik permukaan kulit tapi struktur dalamnya masih kosong,” kata Silvia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau