Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Terlalu Mengekang, Hubungan Asmara Anak Bisa Terancam

Kompas.com, 4 Juli 2020, 20:29 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber FOXNEWS

KOMPAS.com - Saat anak menginjak masa remaja, mereka butuh sedikit kebebasan untuk mengekspresikan diri dan menemukan jati diri mereka.

Namun, jika di masa itu anak mendapat tekanan dari orangtua dan dikekang, ada kemungkinan ia akan kesulitan bersosialisasi saat mereka dewasa. Demikian yang terungkap dari studi terbaru.

Dalam sebuah studi terhadap 184 orang, para peneliti dari University of Virginia memantau partisipan setiap tahun, mulai dari usia 13 tahun hingga 32 tahun.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Anak Remaja yang Keras Kepala

Sekitar setengah dari jumlah peserta studi adalah wanita, sedangkan setengah lainnya pria.

Seluruh peserta tinggal di daerah perkotaan dan pinggiran kota di Amerika Serikat bagian tenggara, dan berasal dari berbagai latar belakang sosial ekonomi, kata para peneliti mengenai temuan itu.

Setiap tahun, para peserta diminta mengisi kuesioner yang melibatkan pertanyaan tentang diri mereka dan orangtua mereka.

Ketika mereka mencapai usia dewasa, mereka juga ditanya tentang status hubungan mereka dan tingkat pendidikan.

Para peneliti mengumpulkan informasi dari setiap rekan peserta tentang seberapa disukainya peserta di sekolah.

Peneliti juga mengamati video setiap peserta berinteraksi dengan teman terdekatnya, serta interaksi peserta dengan pasangan mereka saat dewasa.

Di akhir studi, peneliti menemukan remaja 13 tahun yang memiliki orang tua dengan sifat mengekang lebih mungkin mengalami "hubungan asmara yang tidak baik" saat mereka berusia 27 tahun, ketika mereka berada dalam sebuah hubungan.

Selain itu, remaja dengan orangtua yang suka memaksa melaporkan kemungkinan lebih rendah menjalin hubungan asmara di usia 32 tahun, dan pencapaian pendidikan lebih rendah di usia yang sama.

Baca juga: Remaja Jarang Bertemu Teman Berdampak pada Perkembangannya

Para peneliti mencatat, hasil ini ditemukan saat anak berusia 15-16 tahun, di mana mereka kurang matang secara psikologis dan kurang disukai teman-teman mereka.

"Orangtua, pendidik, dan dokter harus menyadari bagaimana upaya orangtua mengendalikan remaja dapat menghambat kemajuan mereka," kata Emily Loeb, penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun penelitian ini bukan merupakan hubungan sebab-akibat, gaya pengasuhan ini bisa menciptakan lebih dari kemunduran sementara bagi perkembangan remaja, karena mengganggu mereka untuk membuat keputusan pada periode kritis," kata Loeb.

Loeb juga mencatat, temuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan kendali psikologis sebagai perilaku pengasuhan bermasalah.

Ia mengatakan, orangtua sering mencoba mengendalikan anak-anak melalui cara yang mengganggu dan manipulatif, seperti menahan kasih sayang dan cinta untuk anak jika orangtua sedang marah pada anak.

"Meskipun orangtua berusaha membimbing anak menuju adaptasi yang sukses, mengasuh anak berlebihan pada masa remaja berpotensi menghambat perkembangan dengan cara yang tidak mudah diperbaiki."

Demikian kata Joseph Allen, co-author studi, dalam sebuah pernyataan.

Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Society for Research in Child Development.

Baca juga: 5 Perilaku Remaja yang Harus Diperhatikan Orangtua

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau