Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Ancaman Keamanan Online Saat Anak Main Internet, Ini Tips dari Google

Kompas.com, 10 Februari 2021, 17:03 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Di masa pandemi, kebanyakan anak cenderung menggunakan internet lebih banyak dari sebelumnya, terutama karena harus belajar dari rumah.

Namun, ketika aktivitas berinternet semakin banyak dilakukan oleh anak sejak usia dini, semakin banyak pula risiko yang dihadapi. Salah satunya adalah risiko kemanan online.

Berdasarkan survei keamanan online keluarga yang dijalankan Qualtrics LLC dan didanai oleh Google, sebanyak 51 persen orangtua dari anak yang bersekolah online selama pandemi merasakan kekhawatiran yang meningkat tentang keamanan online.

Survei dilakukan mulai Desember 2020 hingga Januari 2021 di 15 negara di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Selatan, dengan sampel 4.704 orangtua dari anak berusia 5 hingga 17 tahun.

Global Online Safety Education Lead Google, Lucian Teo menyebutkan, Tiga kekhawatiran utama para orangtua terkait keamanan online tersebut, antara lain:

  • Kekhawatiran keamanan informasi, masalah umumnya meliputi scam dan peretasan.
  • Takut anak berinteraksi dengan orang asing yang tidak diinginkan.
  • Kekhawatiran tentang adanya konten yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan usia anak.

Menurut Lucian, menghadirkan keamanan online adalah tugas semua pihak, tidak hanya orangtua.

Google, misalnya, punya peran dalam menghadirkan alat-alat penunjang, sementara orangtua belajar dan mendiskusikannya dengan anak serta guru mengajarkan di aktivitas sekolah.

"Kalau semua terlibat, internet akan jadi tempat yang aman untuk berekeplorasi bagi anak," ungkapnya dalam peluncuran Program Keluarga Tangkas Berinternet, Selasa (9/2/2021).

Baca juga: Jangan Suruh Anak Berhenti Rewel dengan Memberi Gawai, Ini Bahayanya

Lucien membagikan beberapa tips yang bisa diaplikasikan orangtua untuk mengatasi kekhawatiran mengenai keamanan online anak selama beraktivitas di internet, antara lain:

1.Melindungi identitas digital anak
Untuk mencegah anak menjadi korban penipuan atau peretasan akun di dunia maya, salah satu hal yang bisa dilakukan orangtua untuk melindungi informasi anak adalah mengajari cara membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak.

Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir atau bahkan karakter kartun favorit.

"Pakai sandi yang sulit, jangan pakai sandi yang sama untuk semua akun," ungkapnya.

Selain itu, usahakan selalu menggunakan platform yang orangtua sudah mengetahui betul reputasinya.

Misalnya, jika menggunakan layanan email seperti Gmail, pengguna akan otomatis mendapatkan saringan pengaman yang dapat mendeteksi email phising dan mencegah serangan phising, bahkan sebelum email masuk ke kotak masuk.

Baca juga: Kewalahan Dampingi Anak Sekolah dari Rumah? Lakukan 9 Tips Ini

2. Ketahui dengan siapa anak berinteraksi
Di masa pandemi, mungkin anak terbiasa berkomunikasi dengan kerabatnya melalui pesan singkat, pesan suara atau bahkan video.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau