Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Anak Sempurna, Berbuat Salah adalah Wajar

Kompas.com, 10 Juni 2021, 17:05 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com - Kesalahan merupakan salah satu cara kita belajar tentang kehidupan.

Dengan melakukan kesalahan, kita akan membuat pilihan yang tidak menyakiti seseorang dan belajar untuk menyesuaikan kata-kata maupun tindakan di masa depan.

Hal ini adalah sesuatu yang begitu mendarah daging dalam sifat manusia, sehingga kita sering lupa bahwa anak-anak harus mempelajari kesalahan.

Mereka harus mengetahui bahwa kesalahan terjadi dan mereka belajar untuk membuat pilihan yang lebih baik, yang didasarkan pada kesalahan yang mereka buat.

Kendati demikian, anak-anak juga perlu untuk melakukan kesalahan tanpa dihakimi oleh orangtua, terutama ibu.

Baca juga: Hai Orangtua, Mari Latih Anak Belajar dari Kegagalan dan Kesalahan

Sebagai orang dewasa kita pun juga takut jika dihakimi oleh orang-orang terdekat saat kita membuat kekeliruan. Demikian juga yang dirasakan anak-anak. Mereka juga takut dihakimi dan bisa jadi tak percaya diri untuk memulai sesuatu yang baru.

Kesalahan itu penting

Membuat kesalahan bukanlah masalah yang besar karena anak-anak perlu melakukannya.

Ketika kita membiarkan anak-anak melakukan kesalahan, kita membantu mereka membangun ketahanan diri.

Pada akhirnya, anak-anak bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses, percaya diri, cakap, bahagia, dan mampu mengembangkan keterampilan sosial maupun emosional.

Baca juga: 9 Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak Perempuan

Sayangnya, perilaku menghakimi secara alami ada pada diri setiap manusia.

Manusia telah mengembangkan kemampuan untuk menghakimi sejak berabad-abad yang lalu dan itu adalah cara dasar untuk melindungi diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan bahaya.

Tips menghadapi anak yang berbuat kesalahan

Sebagai ibu, kita mungkin akan menghakimi kesalahan anak-anak sebagai upaya untuk mengatasinya dan berharap mereka menjadi lebih baik.

Namun, respons ibu terhadap kesalahan memengaruhi anak-anak dan cara mereka menanggapi kesalahan.

Baca juga: 7 Tanda Anak Remaja Sedang Mencari Jati Diri

Untuk memastikan respons kita tidak menghakimi, ibu mungkin perlu banyak merenung dan berlatih.

Ibu bisa berlatih di cermin untuk melihat ekspresi wajahnya dan memainkan peran seolah-olah anak sedang berbuat kesalahan.

Lalu, pikirkan bagaimana kita akan merespons secara realistis dan lihat apakah ada sesuatu yang dapat mereka ubah.

Jadi, apabila anak-anak kepergok melakukan kesalahan, fokuslah pada apa yang dapat mereka pelajari dan bagaimana mereka dapat melakukan sesuatu yang berbeda di masa depan.

Membuka diri tentang kesalahan yang kita buat dalam hidup dapat membantu mereka menyadari bahwa setiap ibu juga melakukan kesalahan.

Baca juga: Sisi Lain Pandemi, Anak Jadi Belajar Lebih Mandiri

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau