Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kepala Sering Pusing? Ini 10 Kemungkinan Penyebabnya

Kompas.com, Diperbarui 07/10/2022, 07:19 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak sekali penyebab sakit kepala. Jika terjadi sesekali, sering kali kita memilih mengonsumsi obat sakit kepala yang dijual bebas untuk mengatasinya.

Namun, jika kepala sering pusing, obat bebas saja mungkin tak bisa mengatasinya.

Mengutip pemberitaan Kompas.com (18/08/2021), sakit kepala juga bisa merupakan tanda masalah kesehatan serius sehingga tak boleh diabaikan, terutama jika terjadi berkepanjangan.

Menurut SELF, constant headache atau sakit kepala terus-menerus terjadi secara kronis, setidaknya selama 15 hari atau lebih dalam sebulan. Sakit kepala dapat disebut constant headache jika terjadi sedikitnya tiga bulan berturut-turut.

Namun, jika mengalaminya selama dua minggu, bukan berarti kita boleh mengabaikannya. Kondisi tersebut tetap perlu dikonsultasikan dengan dokter.

Baca juga: 5 Jenis Sakit Kepala Kronis dan Cara Menyembuhkannya

Kenapa kepala sering pusing?

Ada beragam faktor yang dapat memberi tahu tentang kondisi kesehatan kita dan menjawab pertanyaan kenapa kepala sering pusing. Menurut Healthline, beberapa kemungkinan penyebab kepala sering pusing antara lain:

1. Stres

Stres yang belum benar-benar teratasi dapat menyebabkan sakit kepala. Jenis sakit kepala yang umum terjadi ketika stres adalah sakit kepala tegang.

Ini terjadi ketika otot-otot leher dan kulit kepala tegang.

Sakit kepala tegang bisa menjadi respons fisik tubuh terhadap stres dan kecemasan.

Jika menderita sakit kepala terus-menerus, cobalah berhenti sejenak dan pikirkan apa yang terjadi dalam hidup.

Pikirkan pula, seberapa stres diri kita? Apakah selama ini kita hanya menumpuk masalah dan stres alih-alih menyelesaikannya?

Untuk mengatasinya, upayakan melakukan manajemen stres dan perawatan diri. Caranya dapat meliputi perubahan gaya hidup hingga intervensi psikoterapi.

Terapi perilaku kognitif mungkin juga dapat membantu mengelola kecemasan dengan lebih baik.

Setiap orang punya cara masing-masing untuk mengelola stresnya. Jika membutuhkan bantuan, cobalah menghubungi profesional.

Baca juga: 7 Cara Sederhana yang Efektif Hilangkan Stres

2. Dehidrasi

Gaya hidup juga bisa menjadi penyebab sakit kepala terus-menerus, salah satunya adalah asupan air. Dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala.

Meski hubungan pasti dehidrasi dan sakit kepala masih belum jelas, para pakar meyakini kondisi ini berkaitan dengan volume darah yang turun saat kita tidak mendapatkan asupan air yang cukup.

Volume darah yang lebih rendah berarti lebih sedikit oksigen yang sampai ke otak.

Untuk mengatasinya, pastikan kita mengenali gejala dehirasi, termasuk air seni yang berwarna kuning, haus, dan mulut kering.

Selain itu, dehidrasi dapat diatasi dengan minum lebih banyak air dan meningkatkan konsumsi makanan tinggi air, seperti semangka dan tomat.

Baca juga: Cegah Dehidrasi Dengan Konsumsi 11 Sayur dan Buah Ini

3. Anemia

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang cukup untuk mengangkut oksigen dengan baik ke jaringan di seluruh tubuh.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau