Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Ambeien pada Ibu Hamil dengan Teknik Rendam Duduk

Kompas.com, 5 Juli 2023, 07:40 WIB
Niken Monica Desiyanti,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rasa nyeri yang timbul dari ambeien dapat membuat para ibu hamil merasa tak nyaman saat duduk atau beraktivitas. Meski begitu, ambeien pada masa kehamilan merupakan hal lumrah yang banyak terjadi, terutama ketika menginjak trimester akhir.

Seperti melansir dari Cleveland Clinic, sekitar 30-40 persen ibu hamil mengalami masalah ambeien.

Ambeien atau hemorrhoid terjadi ketika pembuluh darah di rektum (usus besar) membengkak dan menimbulkan benjolan di area anus. Pemicunya bisa karena terlalu banyak duduk, meningkatnya hormon kehamilan, kurang serat, hingga tekanan pada anus karena rahim membesar.

Untungnya, ambeien bukanlah hal yang sulit untuk diatasi, ada beberapa cara sederhana dan aman yang bisa dilakukan para ibu hamil untuk mengatasi gejalanya.

Baca juga: 12 Cara Mengobati Ambeien Setelah Melahirkan

Mengatasi ambeien dengan terapi rendam duduk

Rendam duduk atau sitz bath merupakan salah satu cara ampuh untuk mengatasi rasa nyeri, gatal, dan mengempiskan benjolan ambeien.

Metode ini dilakukan dengan cara merendam bagian pinggul dan bokong dengan air hangat. 

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa air hangat mampu melancarkan perederan darah di area anus dan mengecilkan pembuluh darah yang membengkak.

Cara untuk melakukannya pun terbilang mudah, seperti berikut ini:

  • Siapkan baskom kloset yang dapat dibeli di apotek maupun toko alat kesehatan terdekat.
  • Isi baskom kloset dengan air hangat
  • Duduklah di baskom tersebut selama 20 menit.
  • Lakukan rendam duduk dua hingga tiga kali sehari, atau sampai gejala ambeien mereda.

Baca juga: Apa Beda Kanker Usus Besar dan Wasir?

Pentingnya ubah pola makan

Selain melakukan terapi rendam duduk, perubahan pola makan juga penting dilakukan untuk meredakan ambeien.

Melansir American Pregnancy Association, ambeien erat kaitannya dengan konstipasi atau sembelit. Sehingga, cara terbaik mencegah dan meredakannya adalah dengan mengonsumsi banyak makanan mengandung serat, seperti buah dan sayur, serta perbanyak minum air putih.

Selain itu, jauhi makanan rendah serat yang dapat membuat ambeien memburuk seperti, junkfood, mie, pasta, roti, dan lain-lain.

Jauhi pula makanan pedas serta kopi, keduanya dapat menyebabkan diare yang juga bisa memperburuk kondisi ambeien.

Kapan harus ke dokter?

Jika perawatan di rumah tidak berhasil meredakan gejala ambeien, Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter.

Selain itu, ada beberapa gejala yang menunjukan ambeien sudah memburuk dan perlu ditangani secara medis oleh dokter, di antaranya:

  • Mungalami perdarahan hebat
  • Ambeien muncul disertai gejala lemas, pusing dan mual
  • Muncul bercak darah berwarna hitam, merah maroon.

Jika sudah mengalami beberapa gejala di atas, maka sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

Baca juga: 6 Kebiasaan Buruk Penyebab Ambeien

 

 

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau