Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2023, 16:33 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stres sering dituduh sebagai penyebab masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kelelahan, dan depresi. Tetapi, ketika berbicara soal penyakit maag, stres cenderung kurang mendapat perhatian.

Meskipun mungkin bukan penyebab utama di balik sakit maag, namun stres jelas memenuhi syarat sebagai penyebab tambahan datangnya penyakit maag.

Dari berbagai penelitian, cukup jelas bahwa stres sering kali menjadi latar belakang terjadinya penyakit maag. Orang yang didiagnosis dengan kondisi perut ini sering melaporkan tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Reaksi alami tubuh terhadap stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung yang merupakan pemicu penyakit maag.

Selain itu, seseorang yang mengalami stres cenderung mengonsumsi lebih banyak obat NSAID (obat anti-inflamasi nonsteroid) untuk mengatasi ketidaknyamanan dan rasa sakit yang muncul.

Baca juga: Punya Penyakit Maag? Coba Minuman ini

Stres juga dapat dipicu dari konsumsi alkohol dan tembakau yang bisa memperburuk perkembangan masalah perut, seperti penyakit maag.

Selain itu, operasi dan kondisi medis tertentu yang bisa memicu stres juga bisa dikaitkan dengan penyakit maag. Lebih lanjut, perasaan nyeri di perut akibat maag juga dapat meningkatkan stres yang dirasakan oleh seseorang yang mengalaminya.

Jadi, pertanyaannya mana yang muncul lebih dulu, stres atau penyakit maag?

Pada dasarnya, ini adalah pertanyaan yang mirip dengan "ayam dulu atau telur dulu." Terdapat banyak penelitian dan perdebatan yang beragam mengenai topik ini.

Namun, mayoritas pandangan melihat bahwa stres biasanya bukanlah penyebab utama terjadinya masalah perut.

Penyebab sakit maag

Infeksi H. pylori

Antara 50 persen hingga 75 persen dari penduduk dunia memiliki bakteri H. pylori dalam perut mereka. Untuk sebagian besar orang, keberadaan bakteri ini tidak menjadi masalah.

Namun, kadang-kadang, bakteri ini dapat berkembang dengan cepat hingga mencapai titik di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu mengendalikannya.

Pertumbuhan berlebihan dari bakteri ini pada akhirnya dapat melewati perlindungan sistem kekebalan tubuh dan merusak lapisan dalam dinding perut yang kemudian menyebabkan maag.

Sekitar 40 persen dari kasus maag ini terkait dengan infeksi oleh bakteri H. pylori.

Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

Mengonsumsi pil pereda nyeri yang tersedia bebas (OTC) seringkali dianggap sepele. Namun, perlu diingat bahwa obat-obatan tersebut memiliki kekuatan yang besar dan jika mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan, dapat menyebabkan masalah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com