Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Cara Makan Lebih Sedikit tapi Tetap Kenyang, Cocok untuk Diet

Kompas.com, 21 Oktober 2023, 07:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Kita biasanya mengurangi porsi makan saat diet menurunkan berat badan.

Imbasnya, kita merasa lapar karena asupan kalori juga lebih rendah.

Tak jarang, rasa lapar itu tidak tertahankan sehingga kita malah tergoda makan camilan yang tentunya jauh dari kata sehat.

Baca juga: Diet Plant Based, Cara Terbaik Menjaga Kesehatan Ginjal

Untuk mencegahnya, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan.

Apa saja? Berikut uraiannya, dikutip dari Eat This.

Intermittent fasting

Berdasarkan Harvard T.H. Chan School of Public Health, intermiten efasting fektif untuk menurunkan berat badan, dengan penurunan rata-rata 3-5 kilogram selama 10 minggu.

Namun masih belum jelas apakah pola makan ini lebih unggul dibandingkan metode diet penurunan berat badan lainnya.

Meski demikian, intermitten fasting bisa mencegah kita makan sembarangan.

Baca juga: Mengenal Intermittent Fasting dan Siapa Saja yang Bisa Melakukannya

Batasi variasi makanan

Hindari makan menu yang terlalu bervariasi setiap kali makan atau ngemil.

Riset membuktikan, membatasi jumlah makanan berbeda saat makan dapat membantu individu merasa lebih kenyang dan berpotensi mengontrol asupan makanan.

Dengan mengurangi jumlah rasa dan aroma berbeda di piring, secara alami kita akan lebih cepat merasa kenyang.

Baca juga: 4 Cara Cegah Makan Berlebihan saat Lebaran

Jauhi makanan tinggi lemak, tinggi gula, dan makanan olahan

Studi di linical Chemistry menguraikan, makanan dengan kombinasi bahan tertentu, seperti gula dan karbohidrat olahan, lemak, dan garam dapat memicu perilaku seperti kecanduan.

Menu dengan kandungan glikemik tinggi memicu respons dopamin yakni rasa senang di otak.

Ketika responsnya berkurang, hal itu membuat kita semakin mendambakan makanan tersebut, meski tidak mengalami rasa lapar fisiologis.

Ilustrasi makanan cepat saji, bahaya makanan cepat saji untuk kesehatan. Shutterstock/JeniFoto Ilustrasi makanan cepat saji, bahaya makanan cepat saji untuk kesehatan.

Penelitian Universitas Michigan menyebutkan, makanan yang paling membuat ketagihan antara lain coklat, es krim, kentang goreng, pizza, kue kering, keripik, kue, popcorn mentega, burger keju, muffin, sereal sarapan, dan permen karet.

Baca juga: Studi: Makanan Olahan Menyebabkan Degenerasi Otak

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau