Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Diet Husnul, Berhasil Turun Berat Badan 24 Kg dalam 2 Tahun

Kompas.com, 20 November 2024, 18:15 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setiap cerita diet memiliki dampak yang cukup besar bagi sebagian orang.

Ada saja yang termotivasi untuk hidup lebih sehat usai membaca kisah keberhasilan orang lain, terutama ketika program dietnya cukup simpel ,seperti yang dilakukan oleh Husnul.

Baca juga: Cerita Diet Ravi, Turun 42 Kg karena Khawatir dengan Riwayat Diabetes

Kepada Kompas.com Husnul bercerita, Selasa (19/11/2024), ia berhasil menurunkan berat badan sebanyak 24 kilogram sepanjang tahun 2022-2024.

“Sebenarnya, diet sudah dari sebelum hamil anak kedua, tahun 2022. Habis itu, setelah lahiran, baru mulai lagi tahun 2023,” ucap dia.

Perjalanan diet Husnul

Rutin jalan kaki dan poundfit

Pada tahun 2022, Husnul memiliki berat 86 kilogram. Kala itu, ia sudah merasa kurang nyaman dengan tubuhnya lantaran mudah merasa lelah.

Baca juga: Cerita Diet Puteri, Berhasil Turunkan Berat Badan 21 Kg Pasca-Kehamilan 

Alhasil, ia rutin berolahraga. Meski pola makannya masih seperti biasa, Husnul berhasil menurunkan empat kilogram menjadi 82 kilogram.

“Belum ada cutting makanan, palingan dibanyakin olahraga saja kayak ikut poundfit dan jalan kaki. Selama dua bulan fokusnya ke olahraga,” tutur dia.

Untuk jalan kaki, Husnul melakukannya setiap hari selama satu jam. Sedangkan poundfit tergantung jadwal penyelenggara kegiatan.

Berhenti karena hamil

Tidak lama setelah itu, Husnul terpaksa menghentikan program dietnya karena hamil. Sepanjang kehamilan, pola makannya memang menjadi lebih sehat demi sang buah hati.

Baca juga: Cerita Diet Azhar, Berhasil Turun Berat Badan 34 Kilogram dalam Setahun

Kendati demikian, berat badannya meningkat, karena porsi makannya menjadi lebih banyak. Berat badannya pun menyentuh angka 92 kilogram.

Husnul mengaku, ia sempat terpuruk saat hamil karena mendapat omongan yang tidak mengenakkan dari orang terdekat. Ditambah lagi, ia tidak bisa melanjutkan program dietnya untuk sementara waktu.

“Pas lagi hamil dibanding-bandingin sama orang lain. Dari situ mikir, aku lagi hamil kenapa kok dia omongannya kayak gitu? Memang apa salahnya orang hamil gemuk?” ucap dia.

Baca juga: Cerita Diet Nanda, Jalani Hidup Sehat karena Sering Sakit-sakitan

Meski begitu, Husnul tidak membiarkan dirinya terlarut dalam keterpurukan itu. Ia malah menjadikan omongan itu sebagai motivasi untuk melanjutkan diet setelah melahirkan.

“Termotivasi gara-gara sakit hati sama omongan itu, pengin punya badan kayak dulu sebelum nikah,” terang dia.

Termotivasi untuk lanjut diet

Setelah melahirkan, berat badannya turun menjadi 90 kilogram. Namun, Husnul baru bisa melanjutkan program dietnya dua bulan setelah melahirkan. Sebab, ia tengah fokus menyusui anak keduanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau