Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Membatasi Makanan Manis pada Anak agar Tetap Sehat

Kompas.com, 11 September 2025, 22:05 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Sumber Antara

KOMPAS.com - Orangtua sebaiknya membatasi konsumsi makanan manis untuk anak. Sebab, makanan manis bisa memicu berbagai masalah kesehatan pada buah hati. 

Guru besar bidang pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan MS, mengatakan, edukasi pentingnya membatasi makanan manis sebaiknya dimulai dari keluarga. Orangtua bisa memberi pemahaman pada anak tentang jenis makanan yang dibatasi.

Baca juga:

"Membatasi makanan manis untuk anak-anak itu adalah merupakan tanggung jawab orangtua, oleh karena itu kita edukasi di level tingkat keluarga itu menjadi sangat penting sehingga anak bisa menentukan sendiri mana makanan yang harus dibeli pada saat jajan dan mana yang tidak," kata Ali, dikutip dari Antara, Kamis (11/9/2025).

Cara orangtua membatasi makanan manis untuk anak

Membuat kesepakatan dengan anak

Edukasi dari keluarga penting untuk membatasi makanan manis anak. Berikut tips praktis yang bisa orangtua terapkan sehari-hari.canva.com Edukasi dari keluarga penting untuk membatasi makanan manis anak. Berikut tips praktis yang bisa orangtua terapkan sehari-hari.

Orangtua bisa menerapkan cara sederhana agar anak tetap bisa menikmati makanan manis tanpa berlebihan. Misalnya, membuat kesepakatan bersama anak tentang waktu mengonsumsi makanan manis.

Ali mencontohkan, orangtua bisa membatasi makanan manis hanya boleh dimakan saat akhir pekan atau tiga hari sekali. Aturan ini bisa menyesuaikan dengan kenyamanan anak dan orangtua.

Dengan demikian, anak tetap merasa dihargai, sekaligus belajar tentang disiplin dalam mengonsumsi gula.

Baca juga:

Tantangan dari lingkungan sekitar

Makanan dan minuman manis dalam kemasan sulit dihindari. Anak bisa dengan mudah membelinya di sekolah atau sekitar rumah dengan harga yang terjangkau.

Oleh sebab itu, orangtua tidak bisa sepenuhnya melarang, tapi bisa mengurangi konsumsi dengan cara meningkatkan pemahaman anak tentang risiko kesehatan dari gula berlebih.

Dampak mengonsumsi gula berlebih pada anak

Edukasi dari keluarga penting untuk membatasi makanan manis anak. Berikut tips praktis yang bisa orangtua terapkan sehari-hari.Shutterstock Edukasi dari keluarga penting untuk membatasi makanan manis anak. Berikut tips praktis yang bisa orangtua terapkan sehari-hari.

Makanan dan minuman manis kemasan umumnya mengandung gula tambahan. Jika dikonsumsi terlalu banyak, anak berisiko mengalami:

  • Kenaikan berat badan dan obesitas
  • Kerusakan gigi
  • Risiko diabetes tipe 2
  • Penyakit jantung pada masa depan

Kebiasaan mengonsumsi makanan manis sejak kecil juga bisa terbawa hingga dewasa. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk membatasi sejak dini agar anak tumbuh sehat.

Baca juga:

Dukungan dari kebijakan pemerintah

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pemerintah sedang menyiapkan aturan tentang pelabelan kadar gula, garam, dan lemak (nutri-grade) pada produk makanan dan minuman.

Aturan ini diharapkan bisa membantu orangtua lebih mudah memilih produk yang sehat untuk anak.

Ali menambahkan, butuh waktu bagi industri makanan untuk menyesuaikan aturan tersebut. Penundaan sekitar dua tahun dianggap sebagai waktu persiapan agar label gizi bisa dipasang dengan lebih baik di kemasan produk.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau