Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sudahkah Kamu Mencuci Rambut dengan Benar?

KOMPAS.com - Pada beberapa artikel atau anjuran kesehatan, seringkali kita menemukan saran seberapa sering kita sebaiknya mencuci rambut.

Ada yang menyebut setiap hari, namun beberapa sumber lain menganjurkan kita untuk tak setiap hari mencuci rambut.

Padahal, seberapa sering mencuci rambut tak bisa dijawab dengan ukuran pasti karena bergantung pada jenis rambut kita.

"Rambut setiap orang berbeda, dari sisi usia, latar belakang etnis, aktivitas, hingga jenisnya. Itu semua menentukan seberapa sering kita harus keramas," kata dermatolog Shilpi Khetarpal, MD.

1. Usia rambut dan kondisi minyak

Semuanya berawal dari kondisi kelenjar minyak. Bergantung pada usia, kondisi kelenjar minyak di kulit kepala kita akan lebih aktif atau kurang aktif.

Khetarpal menjelaskan, kelenjar minyak berada di bawah kontrol hormon androgen (hormon seks pria).

Itulah mengapa orang-orang yang lebih muda cenderung punya kelenjar minyak yang lebih aktif. Sebab, hormon mereka berada pada tingkat yang lebih tinggi.

Sebaliknya, wanita yang sudah memasuki masa menopause mengalami penurunan androgen. Hal ini menyebabkan produksi minyak lebih sedikit. Pada waktu tersebut, kelenjar minyak pria juga berkurang keaktifannya.

2. Latar belakang etnis

Latar belakang etnis juga menjadi faktor seberapa sering kita perlu mencuci rambut.

Khetarpal mencontohkan mereka yang berdarah Afrika-Amerika seringkali memiliki rambut yang superkering. Jika mereka keramas terlalu sering, rambut mereka akan menjadi kering dan rapuh.

Untuk kasus ini, ia merekomendasikan pembatasan pencucian rambut, misalnya setiap satu atau dua kali dalam sebulan.

3. Panjang, tekstur dan proses pewarnaan

Kelenjar minyak (sebaceous glands) hanya ada di kulit kepala. Minyak ini harus tersalurkan ke setiap batang rambut untuk menjaganya tetap lembap.

Itulah mengapa, mereka yang punya rambut lebih panjang lebih sering mengalami masalah rambut kering dan lebih sulit menjaga rambut tetap lembap hingga ke ujung.

"Seringkali, semakin panjang rambut kita, semakin kering bagian ujungnya," kata Khetarpal.

Untuk alasan yang sama, rambut keriting san kasar juga cenderung lebih kering ketimbang rambut halus.

Pada kasus rambut keriting, minyak tersebut perlu kerja ekstra karena harus bergerak pada batang rambut yang rumit untuk sampai di ujung rambut.

Jika memiliki tipe rambut kering, kamu tentunya harus mencuci rambut lebih jarang.

Khetarpal menyarankan mereka yang berambut panjang untuk fokus merawat bagian ujung rambut, ketimbang bagian akar.

"Beberapa orang juga mencoba menggunakn minyak alami, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, atau minyak jojoba. Tapi aku merekomendasikan untuk tidak berlebihan," ujarnya.

Di samping jenis rambut, proses kimia terhadap rambut juga menentukan apakah rambut kita lebih rapuh atau kuat.

4. Rutinitas olahraga

Jika kita berolahraga dan banyak berkeringat, kita mungkin berpikir perlu segera keramas setelahnya. Padahal, jawabannya adalah sebaliknya.

"Bahkan jika rutin olahraga setiap hari, kita tidak perlu mencuci rambut setiap hari," kata Khetarpal.

Menurutnya, hal terpenting adalah mengenali tipe rambut, tekstur dan produksi minyak yang dialami.

Khetarpal cenderung menyarankan setiap pasiennya untuk punya jadwal rutin mencuci rambut. Misalnya, tiga kali seminggu, seminggu sekali, atau jadwal lainnya, tanpa memerhatikan waktu aktivitas.

5. Dry shampoo

Dry shampoo atau sampo kering memang tidak bisa dijadikan pengganti sampo biasa. Namun, dry shampoo bisa membantu melembapkan rambut sebelum sempat keramas.

"Dry shampoo mengandung bedak yang bisa membantu menyerap minyak rambut dan minyak ini seringkali terbuang ketika kita menyisir," kata Khetarpal.

6. Mencuci rambut terlalu sering

Ada beberapa tanda yang bisa kita lihat ketika rambut kita dicuci terlalu sering. Misalnya, kondisinya menjadi kering, rapuh dan pada akhirnya rusak.

Tanda lainnya adalah kondisi kulit kepala yang iritasi atau gatal. Padahal, kulit kepala yang kering bisa meningkatkan risiko rambut rontok.

Namun, pada beberapa kasus, tidak sering mencuci rambut akan menimbulkan masalah ketombe (seborrheic dermatitis).

Pada kasus ini, orang-orang membutuhkan sampo khusus, baik yang bisa dibeli di toko atau yang menggunakan resep dokter.

"Menggunakan sampo dengan bahan seperti ketoconazole, selenium sulfide dan zinc pyrithione bisa membantu mengurangi jamur yang hidup di kulit kepala dan menyebabkan kering, gatal serta ketombe," ucap dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/20/103815220/sudahkah-kamu-mencuci-rambut-dengan-benar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com