Sebaliknya, ketika sabun mandi tersebut menghasilkan banyak busa, banyak dari kita yang merasa lebih bersih.
Sebetulnya, mana sabun yang lebih baik, apakah yang menghasilkan banyak busa atau sebaliknya?
Dokter Srie Prihianti, Sp.KK mengatakan, banyaknya busa sabun mandi sebetulnya tidak berkorelasi dengan daya pembersihnya.
Sabun yang menghasilkan banyak busa justru berpotensi mengangkat sebagian lapisan lipid pada kulit. Itulah mengapa kulit seringkali terasa kesat atau kering.
"Itu hanya kebiasaan saja bahwa mandi harus keset. Sebenarnya mindset itu harus diubah."
Begitu kata Srie saat peluncuran produk perawatan kulit bayi sensitif, Cussons Baby SensiCare di JW Mariott Hotel, Kuningan, Jakarta, Senin (5/11/2018).
Beberapa orang enggan menggunakan sabun yang tidak berbusa karena dianggap membuat kulit menjadi licin dan seolah sabun sulit terangkat.
Padahal, licin yang dirasakan bisa jadi merupakan efek kandungan pelembap di dalam sabun.
Sebab, beberapa sabun menambahkan kandungan ekstra misalnya kandungan pelembap atau minyak.
Penambahan kandungan tersebut bertujuan agar efek lembapnya terasa hingga setelah mandi.
"Gunanya memang setelah mandi dia sudah ada moisturizer-nya. Jadi saat dibilas tidak semua terangkat," tutur Srie.
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/05/173409220/sabun-mandi-berbusa-dan-tak-berbusa-mana-lebih-baik
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan