Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesenian Bisa Meredakan Stres, Mitos Atau Fakta?

KOMPAS.com - Bernyanyi, menggambar, atau menari merupakan aktivitas kesenian yang menyenangkan dan menjadi favorit banyak orang. Tak hanya menyenangkan, seni juga disebut-sebut memiliki fungsi sebagai pereda stres. Benarkah begitu?

Penelitian menunjukkan bahwa ada salah satu fungsi seni yang bermanfaat bagi kesehatan, yaitu mengurangi kecemasan dan mengatasi suasana hati yang buruk. Hal ini dilakukan dengan cara menurunkan kadar kortisol di dalam tubuh.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Art Therapy Association ini didapatkan berdasarkan pengamatan terhadap 39 orang dewasa.

Dalam riset ini, para peserta diminta untuk melakukan kegiatan seni selama 45 menit. Tak lupa peneliti juga mengambil sampel kadar kortisol (hormon stres) melalui air liur sebelum dan sesudah kegiatan tersebut. Para peserta kemudian difasilitasi dengan spidol dan kertas, tanah liat, dan berbagai bahan untuk membuat scrap book.

Dari berbagai bahan yang disediakan, peserta boleh menggunakan semua bahan tersebut untuk membuat berbagai produk kesenian yang diinginkannya tanpa arahan tertentu.

Hasilnya, para peneliti menemukan fakta bahwa sekitar 75 persen kadar kortisol peserta menurun selama mereka membuat karyanya masing-masing.

Para peserta menganggap kegiatan ini terasa menyenangkan dan membuatnya lebih santai. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi penghilang stres setelah bekerja.

Selain itu, banyak juga peserta yang merasa bahwa kegiatan ini membuatnya seperti kembali ke masa kecil.

Kenapa seni bisa membantu meredakan stres?

Berikut ini beberapa alasan yang mendasari mengapa seni bisa meredakan stres, yaitu:

Seni, apa pun bentuknya, bisa membantu mengalihkan pikiran kita dari sesuatu yang membuat stres. Manfaat seni adalah membantu perhatian teralihkan karena saat melakukannya kita fokus menciptakan karya.

Oleh karena itu, menggambar, menari, atau melukis kerap menjadi pelarian seseorang saat ia merasa sedang memikul beban pikiran yang berat.

Me time

Menciptakan me time merupakan salah satu manfaat seni yang disadari atau tidak ternyata bisa membantu meredakan stres. Pasalnya, mencurahkan waktu untuk menikmati hobi kesenian akan membuat kita merasa lebih seimbang.

Di tengah semua tanggung jawab dan rutinitas yang kita jalani, seni membantu lebih rileks dengan bebas berkreasi menciptakan sesuatu yang kita inginkan.

Cara lain untuk meredakan stres

Fungsi seni untuk meredakan stres tak perlu diragukan. Namun, selain itu, tentu masih ada banyak cara untuk membantu meredakan stres, antara lain:

Bermain

Biasanya game menjadi salah satu penghilang stres yang sangat efektif untuk sebagian orang. Meski beberapa game membutuhkan strategi yang menuntut kreativitas, hal ini sama sekali tidak membuat seseorang merasa tertekan.

Olahraga

Tanpa perlu menunggu lama, kepala yang berat akan terasa lebih ringan dan mood pun menjadi lebih baik.

Spa

Apabila memungkinkan, penuhi ruangan di rumah dengan aromaterapi yang bisa membantu menenangkan tubuh serta pikiran.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/21/104705020/kesenian-bisa-meredakan-stres-mitos-atau-fakta

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com