Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tabir Surya Tidak Hanya Sunblock

KOMPAS.com - Cuaca yang panas dan teriknya matahari di siang hari tidak hanya dapat meningkatkan risiko dehidrasi, tetapi juga memperbesar kemungkinan terserang kanker kulit.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena kanker kulit adalah dengan tidak terpapar sinar matahari. Namun, kesibukan dan beragam aktivitas membuat kita mau tidak mau terekspos dengan pancaran sinar matahari.

Penggunaan tabir surya akhirnya menjadi alternatif untuk mengurangi efek dari kilauan sinar matahari. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa tabir surya tidak hanya ada sunblock tetapi juga sunscreen? Lantas apa perbedaan dari keduanya?

Apa bedanya sunblock dan sunscreen?

Tabir surya sudah beredar di pasaran dan mudah dijumpai di mal ataupun supermarket. Umumnya, orang akan langsung meraih sunblock yang dipercaya mampu menghalau dampak negatif dari cahaya matahari.

Namun tidak hanya sunblock, sunscreen adalah salah satu jenis tabir surya atau pelindung matahari yang bisa dioleskan pada kulit. Keduanya memiliki manfaat atau kegunaan yang sama hanya saja memiliki komposisi dan cara kerja yang berbeda.

Sunblock biasanya terbuat dari bahan zinc oxide atau titanium oxide yang dapat menahan sinar ultraviolet matahari dengan cara memantulkan kembali cahaya matahari. Konsistensi sunblock lebih kental, sehingga sulit untuk dioleskan secara merata di kulit.

Dari segi penampilan, sunblock tidak terlihat bagus karena memiliki warna yang buram dan tidak merata di kulit.

Sementara itu, tabir surya jenis sunscreen terbentuk dari kandungan oxybenzone, para-aminobenzoic acid (PABA), dan avobenzone. Kandungan-kandungan tersebut melindungi kulit dari pancaran sinar matahari dengan menyerap sinar UV sebelum masuk ke kulit.

Beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap kandungan PABA atau oxybenzone dalam tabir surya jenis sunscreen dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan tabir surya jenis sunblock.

Selain itu, terkadang dalam sunscreen ditambahkan minyak, pengharum, ataupun antiserangga. Oleh karenanya, kita perlu memeriksa kandungan bahan sunscreen yang bisa menimbulkan alergi atau iritasi pada kulit.

Apabila kamu memutuskan untuk membeli tabir surya jenis sunscreen, hindari sunscreen yang diberikan tambahan kandungan antiserangga, karena sunscreen perlu dioleskan secara berulang, sedangkan antiserangga hanya boleh dioleskan sesekali saja pada kulit.

Manakah jenis tabir surya yang lebih baik untuk digunakan?

Keduanya memiliki kegunaan yang sama dan tidak ada yang lebih unggul dari satu sama lainnya. Saat membeli tabir surya sunscreen ataupun sunblock yang harus diperhatikan adalah tingkatan SPF dan perlindungan terhadap jenis UV yang diberikan.

Pilihlah tabir surya yang memiliki SPF yang minimal 30 ke atas, mampu melindungi dari terpaan sinar UVA dan UVB matahari, serta tahan terhadap air.

Namun, ketahanan tabir surya dalam air biasanya hanya berkisar 40 sampai 80 menit. Setelahnya, kita perlu mengoleskan tabir surya kembali.

Umumnya, tabir surya yang dapat melindungi dari sinar UVA dan UVB akan mencantumkan broad spectrum pada labelnya. Selain itu, pastikan bahwa kamu telah menggunakan tabir surya dengan benar.

Apabila memiliki alergi atau kondisi kulit tertentu, maka kamu perlu untuk berkonsultasi ke dokter mengenai kandungan-kandungan apa saja yang perlu dihindari pada tabir surya dan jenis tabir surya mana yang sebaiknya digunakan.

Kamu juga perlu secara teliti menelusuri label pada sunscreen dan sunblock untuk memastikan bahwa tidak terdapat kandungan-kandungan yang dapat mengiritasi atau memicu alergi kulit.

Apa itu SPF?

SPF atau sun protection factor merupakan satu hal yang penting untuk diperhatikan saat ingin membeli tabir surya jenis sunblock maupun sunscreen. SPF merupakan indikator seberapa besar perlindungan tabir surya yang dioleskan terhadap sinar UVB.

SPF merujuk pada perbandingan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk kulit memerah saat terpapar sinar matahari dengan saat ketika tidak menggunakan tabir surya.

Misalnya saja, SPF 30 berarti dibutuhkan waktu 30 kali lipat lebih lama untuk matahari membakar kulit kita daripada tidak menggunakan tabir surya. Oleh karenanya, semakin tinggi SPF yang digunakan, maka semakin tinggi pula perlindungan dari sinar UVB yang didapatkan.

Tabir surya yang menawarkan perlindungan terhadap sinar UVA dan UVB perlu menyesuaikan perlindungan terhadap sinar UVA dengan tingkat SPFnya. Oleh karenanya, semakin tinggi SPF, berarti semakin bertambah pula perlindungan terhadap sinar UVA yang diberikan.

Apakah SPF yang lebih tinggi berarti lebih baik?

Semakin tinggi SPF pada tabir surya maka semakin besar juga perlindungan terhadap kerusakan kulit dan kanker kulit, tetapi kita perlu menyadari bahwa tidak ada tabir surya yang dapat 100 persen melindungi dari terpaan sinar UVA dan UVB.

Hal paling penting yang harus diperhatikan adalah penggunaan tabir surya secara tepat dan mengoleskan tabir surya kembali setelah beberapa jam penggunaan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/08/03/114548320/tabir-surya-tidak-hanya-sunblock

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke