Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada 6 Negara Belajar Fesyen Muslim di Indonesia

Hal itu terjadi karena banyaknya jumlah umat Muslim di Indonesia dan tekad Indonesia menjadi pusat fesyen muslim dunia tahun 2020.

“Keenam negara itu Jepang, New Zealand, Australia, Korea, Malaysia, dan Singapura.”

Demikian dikatakan Manajer The Islamic Fashion Institute (IFI) Hani Haerani kepada Kompas.com di sela-sela pelatihan UMKM binaan BCA Syariah di Bandung, Selasa (17/9/2019) kemarin.

Hani menjelaskan, negara-negara tersebut belajar di Indonesia dari tahun 2016. Ada yang mengikuti workshop, ada pula yang mengikuti program keseluruhan menjadi siswa.

Seperti Korea. Mereka menjadi siswa penuh di Indonesia. Sedangkan, Jepang rutin datang ke Indonesia untuk mengikuti workshop.

“Untuk Singapura tengah disusun MoU-nya. Tahun depan juga ada negara yang dikirim ke kita untuk belajar enam minggu,” ucap dia.

Keenam negara tersebut, sangat serius mempelajari busana muslim.

Sebab, kata Hani, kebanyakan mereka berasal dari negara yang penduduknya mayoritas bukan Muslim. Mereka ingin mengetahui banyak hal tentang Muslim dan desain busananya.

Terutama Jepang. Negeri sakura itu telihat intensif dan amat detil.

Selain bolak-balik ke Indonesia untuk belajar, mereka sangat detil dari mulai hulu (tekstil), desain, hingga apa yang disukai umat Muslim.

Hani menilai, jika tidak diimbangi dengan keseriusan orang Indonesia, siswa asing ini akan menjadi saingan di masa depan.

Apalagi, brand besar dunia sudah mulai membuat lini busana muslim.

“Pasar mereka siapa? Di Eropa jumlah Muslim sedikit, begitu pun di negara lain. Pasar mereka adalah Indonesia,” ucapnya.

Untuk itu, ia tidak ingin ladang yang seharusnya dimiliki orang Indonesia dimanfaatkan oleh negara lain. Ia lalu genjar melakukan pelatihan seperti pelatihan UMKM. 

Salah satunya yang bertajuk “How to Start Your Online Store” kali ini.

Sebab, menurut dia, UMKM busana muslim di Indonesia kebanyakan ibu-ibu yang belum fasih terhadap teknologi.

Mereka sukses menjual busana muslim secara offline, dan baru memulai online.

“Penjualan secara online menjanjikan. Persoalannya, masih banyak yang gaptek. Itulah mengapa pelatihan ini dilakukan,” ucap dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/09/18/082705120/ada-6-negara-belajar-fesyen-muslim-di-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com