Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kawat Gigi Transparan, Merapikan dengan Rasa Sakit Minim

Kawat gigi menjadi solusi memperbaiki struktur gigi yang tidak rapi tersebut. Namun, tak sedikit orang yang enggan menggunakannya karena sakit, kurang nyaman, hingga tidak suka tampilan menggunakan kawat gigi.

Namun, seiring berkembangnya teknologi di dunia medis, merapikan gigi kini bisa dilakukan dengan alternatif selain kawat gigi, yakni kawat gigi transparan atau yang juga dikenal dengan istilah invisible braces atau aligner.

Seperti namanya, kawat gigi transparan membuat pemakainya tidak seperti sedang menggunakan kawat gigi.

Kawat gigi transparan sebetulnya tidak terlalu baru di Indonesia, melainkan sudah muncul sejak sekitar tahun 2012.

Namun, seiring berjalannya waktu, orang mulai merasakan pentingnya estetika sehingga tren meratakan gigi juga ikut bergeser.

Tidak hanya dari segi tampilan, kawat gigi transparan ternyata juga memberi lebih minim rasa sakit daripada kawat gigi konvensional.

Associate di Medical Prime Clinic Skin & Dental Center, drg. Alldea Di Banuasenza menjelaskan alasannya.

Beberapa di antaranya adalah karena kawat gigi transparan hanya mendorong atau menarik gigi yang perlu digeser saja.

"Jadi lebih minim sakit dibanding kawat gigi konvensional," ungkapnya ketika berbincang di MP Clinic Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (10/3/2020).

Kawat gigi transparan terbuat dari polimer campuran yang membuatnya lebih nyaman ketika dikenakan.

Sementara kawat gigi konvensional memiliki banyak komponen, termasuk kawat dan bracket, yang membuat banyak pengguna merasa tidak nyaman terutama pada awal penggunaan.

"Kadang kan saat makan banyak yang nyangkut, sering sariawan, itu semua dimininalisasi," ungkapnya.


Tahap perawatan

Pertama kali, gigi pasien akan diperiksa. Di MP Clinic pemeriksaan akan dilakukan menggunakan teknologi 3D Scan.

Dokter kemudian akan membuat perencanaan tentang gigi mana saja yang akan digerakkan sebelum kemudian disampaikan kepada pasien.

Dengan 3D scan, pasien juga bisa mengetahui prediksi hasil akhir giginya setelah perawatan.

"Jadi pasien bisa lebih semangat,karena sudah tahu prediksi hasil akhirnya," kata Alldea.

Lalu, berapa lama pasien harus menjalani perawatan dengan kawat gigi transparan?

Alldea menjelaskan, pasien nantinya akan dibekali sekitar empat kawat gigi transparan untuk diganti sendiri di rumah pada waktu yang telah ditentukan oleh dokter.

Setiap kawat gigi bisa diganti setiap 1 hingga 2 minggu sekali bergantung pada kasusnya.

"Harus dipakai minimal 22 jam sehari. Pokoknya dipakai kecuali makan, sikat gigi atau makan dan minum panas dan berwarna," ungkapnya.

Lama pasien menjalani perawatan dengan kawat gigi transparan bergantung pada masing-masing kasus.

Namun sebagai gambaran, jika pasien menggunakan 50 kawat gigi transparan dengan estimasi durasi pakai 2 minggu setiap kawat gigi, maka perawatan berlangsung sekitar 25 bulan atau dua tahun lebih.

"Perkembangan terus dikonsultasikan. Biasanya dibekali untuk 2 bulan pemakaian. Kalau perubahan gigi tidak signifikan akan jadi bahan evaluasi kami," ucap Alldea.

Harga perawatan

Karena pembuatannya melibatkan teknologi yang canggih, maka sulit untuk masyarakat awam membuat versi "abal-abal" seperti layaknya kawat gigi konvensional.

Meski begitu, harga di pasaran bisa cukup variatif.

Pendiri Medical Prime Clinic Skin & Dental Center, Monika Prasari menyebutkan, hal ini bergantung pada provider penyedia kawat gigi transparan.

MP Clinic sendiri salah satunya menggunakan provider Invisalign dari Amerika Serikat. Tarif perawatan dimulai dari angka Rp 13 juta. Sementara untuk provider lokal harganya bisa mencapai setengahnya.

"Lebih ke perbedaan provider saja. Tapi karena teknologinya susah di-copy, cenderung tidak ada yang jual abal-abal," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/11/191712720/kawat-gigi-transparan-merapikan-dengan-rasa-sakit-minim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com