Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Juga Bisa Stres, Simak Gejalanya

KOMPAS.com - Topik mengenai stres dan kesehatan mental rasanya semakin sering kita dengar seiring semakin bertambahnya kasus Covid-19.

Semua orang merasakan perbedaan drastis dalam hidup akibat pandemi. Salah satu kelompok yang mungkin masih terabaikan adalah anak-anak. Lho, apakah anak juga bisa mengalami stres?

"Sangat bisa," jawab Founder Remedi Indonesia sekaligus Certified Energy Psychology Practicioner, Ferry Fibriandani dalam sesi "Kulwap", Jumat (17/4/2020).

Namun, lanjut Ferry, anak-anak menanggapi stres dengan cara yang berbeda dari orang-orang dewasa. Akan ada perubahan perilaku yang ditunjukkan, beberapa di antaranya:

- Bersikap lebih menuntut.

- Merasa cemas.

- Terlihat mulai menarik diri.

- Mengigau.

- Ketakutan, seperti takut pada kegelapan, takut sendiri, atau takut pada orang asing.

- Sulit konsentrasi.

- Mengalami perubahan suasana hati.

- Menunjukkan perilaku gelisah, seperti menggigit kuku, dan lainnya.


Secara fisik, beberapa gejalanya antara lain:

- Penurunan atau peningkatan nafsu makan.

- Mengeluh rasa sakit pada perut atau kepala, gejala sudah memengaruhi metabolisme tubuh.

- Ngompol.

- Gangguan tidur atau mimpi buruk, dan lainnya.

Mengatasi stres

Secara umum, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengelola stres yang hadir di masa pandemi. Beberapa dari langkah-langkah berikut mungkin juga bisa menjadi opsi untuk membantu anak Anda yang mengalami stres:

1. Lakukan perencanaan untuk mengumpulkan dan memenuhi kebutuhan hidup dasar dan keperluan yang terkait seperti bahan pangan, obat-obatan, dan vitamin, koneksi internet, dan lainnya.

2. Batasi screen time (waktu mengakses gawai atau gadget), termasuk membatasi membaca berita dan hanya memilih dari sumber-sumber yang terpercaya. Sebab, berita negatif mampu mempengaruhi kondisi mental.

3. Memperkuat koneksi atau hubungan dengan orang-orang yang mendukung rasa positif.

4. Bawa variasi dan kreativitas ke dalam keseharian, misalnya memulai kembali hobi lama selain hanya menonton televisi, seperti mencoba resep-resep makanan dengan bahan yang ada, jalan atau olahraga pagi, menata rumah, dan lainnya.

5. Mengambil kelas meditasi atau webinar yang mengajarkan tentang self healing.

6. Menggunakan kata-kata afirmatif dan positif untuk membantu mengurangi pikiran negatif.

7. Hubungi tenaga ahli di bidang kesehatan mental jika tanda-tanda stress mulai mengganggu aktivitas dan pola hidup.

8. Melakukan aktivitas perawatan diri, seperti merawat tubuh, menulis jurnal, dan lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/20/071500020/anak-juga-bisa-stres-simak-gejalanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke