KOMPAS.com - Pernahkah kamu mengalami tenggorokan panas? Masalah ini kadang bisa membuat tidak nyaman, bahkan sampai mengganggu pencernaan karena kesulitan menelan.
Tak hanya disebabkan oleh mengonsumsi makanan dan minuman yang panas, tenggorokan terasa panas juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan tertentu yang sebaiknya jangan diremehkan. Lantas, apa saja penyebabnya?
Penyebab sensasi terbakar atau panas di tenggorokan bisa terjadi karena kondisi biasa saja hingga masalah kesehatan yang serius. Masalah ini juga bisa disertai oleh gejala-gejala lain.
Beberapa penyebab tenggorokan panas yang mungkin terjadi, di antaranya:
Radang tenggorokan
Radang tenggorokan adalah infeksi tenggorokan yang sering terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A, dan dapat menyebar melalui udara.
Radang tenggorokan bisa menyebabkan tenggorokan panas dan sakit sehingga sulit menelan. Tak hanya itu, penyakit ini juga bisa menimbulkan pembengkakan amandel, ruam, mual, muntah, dan demam.
Batuk pilek
Ketika mengalami batuk pilek, kamu mungkin pernah merasakan tenggorokan terasa panas. Infeksi virus dapat menyebabkan masalah ini, namun umumnya bukanlah hal yang serius.
Selain membuat tenggorokan panas, batuk pilek juga bisa membuat hidung tersumbat dan berair, bersin-bersin, batuk kering atau berdahak, pegal-pegal, sakit kepala bahkan demam.
Naiknya asam lambung (GERD)
GERD atau refluks asam lambung, terjadi ketika asam lambung yang seharusnya berada di lambung malah naik kembali ke kerongkongan, bahkan mencapai tenggorokan. Oleh sebab itu, muncul sensasi terbakar di bagian belakang tenggorokan dan dada.
Selain itu, kamu juga mungkin merasakan rasa asam dan pahit di tenggorokan dan mulut. Bukan hanya tenggorokan panas, GERD juga bisa disertai gejala lain, seperti batuk, suara serak, susah menelan seperti ada yang tersangkut di tenggorokan, dan sakit dada.
Postnasal drip
Postnasal drip terjadi ketika lendir yang biasanya melapisi hidung menetes dan menumpuk hingga bagian belakang tenggorokan. Pilek, alergi, dan cuaca dingin dapat menyebabkan masalah ini.
Lendir tersebut bisa mengiritasi bagian belakang tenggorokan dan menyebabkannya terasa panas. Gejala lain yang mungkin muncul, yaitu batuk, rasa geli di tenggorokan, suara serak, bau mulut, dan hidung berair.
Flu
Influenza atau flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Flu bisa menyebabkan tenggorokan sakit dan panas.
Namun, kondisi ini bisa menjadi lebih serius, bahkan pada sebagian orang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti pneumonia.
Ketika terpapar virus flu, kamu juga mungkin merasakan gejala, seperti panas dingin, nyeri otot, batuk, hidung tersumbat, kelelahan, muntah.
Mononukleosis
Mononukleosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Virus ini bisa menyebar melalui cairan tubuh, seperti halnya air liur. Salah satu gejala dari mononukleosis adalah tenggorokan panas dan sakit.
Sementara, gejala lain yang dapat terjadi, yaitu kelelahan ekstrim, demam, pegal-pegal, sakit kepala, ruam, dan pembengkakan kelenjar di leher atau ketiak.
Radang amandel (tonsilitis)
Tonsilitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada amandel. Amandel terletak di belakang tenggorokan yang dapat membantu melawan virus dan bakteri.
Radang amandel ini bukan hanya menyebabkan tenggorokan panas, nyeri, dan tidak nyaman, tetapi juga memicu pembengkakan amandel, susah menelan, demam, sakit telinga, dan kelelahan.
Sindrom mulut panas (burning mouth syndrome)
Sindrom mulut panas merupakan istilah medis untuk menggambarkan sensasi terbakar di bagian dalam mulut dan tenggorokan. Masalah ini dapat disebabkan oleh masalah saraf dan kondisi mulut yang kering.
Rasa yang membakar ini bisa terasa di tenggorokan, bibir, lidah, langit-langit mulut, bahkan pipi. Selain itu, kamu mungkin merasakan kehausan, mulut pahit, dan hilang nafsu makan.
Esofagitis
Esofagitis adalah meradangnya kerongkongan yang dapat disebabkan oleh GERD, infeksi atau alergi.
Gejala umum dari kondisi ini, yaitu tenggorokan panas, kesulitan menelan, dan heartburn. Jika tidak diobati, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih membahayakan.
Kanker
Dalam kasus yang jarang terjadi, rasa sakit atau panas ketika menelan dapat menjadi gejala kanker kerongkongan atau tenggorokan.
Umumnya, sakit tenggorokan akan hilang dalam 1-2 minggu, namun gejala tersebut tak akan hilang pada kanker.
Kanker juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti batuk berdarah, sakit dada, berat badan turun tanpa sebab, muntah, dan lainnya.
Cara mengatasi tenggorokan panas
Kamu tentu tidak ingin berlama-lama mengalami tenggorokan panas. Untuk mengatasi masalah ini, kondisi medis yang menyebabkannya perlu ditangani.
Terdapat beberapa cara yang bisa kamu coba untuk membantu mengatasi masalah tersebut, di antaranya:
Jika setelah melakukan berbagai perawatan di rumah, tenggorokan tak juga membaik, semakin memburuk, atau bahkan disertai gejala lain yang parah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Dokter akan melakukan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat untuk mengatasi keluhan tersebut.
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/20/191929420/10-penyebab-tenggorokan-panas-dan-cara-tepat-mengatasinya