Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara, Simak Tahapannya

KOMPAS.com - Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang menyebabkan kematian perempuan paling tinggi.

Untuk itu, melakukan deteksi dini dianjurkan bagi setiap perempuan untuk mencegah penyakit ini. Sebab, jika kanker ditemukan pada stadium awal kemungkinan kesembuhannya lebih besar.

Salah satu cara deteksi dini paling sederhana adalah dengan Periksa Payudara Sendiri (SADARI).

"Deteksi dini paling murah, sederhana dan mudah adalah dengan SADARI," ungkap Medical Departemen PT Kalbe Farma Tbk, dr. Hastarita dalam webinar Breast Cancer Awareness Month 2020, Selasa (8/9/2020).

Pada stadium awal, biasanya pasien tidak akan merasakan adanya benjolan atau gejala lainnya. Namun, jika ukurannya sudah cukup besar, barulah gejala muncul.

Beberapa gejalanya, antara lain:

- Terdapat benjolan atau massa, terkadang terasa nyeri.

- Terjadi iritasi kulit seperti kemerahan.

- Retraksi puting payudara atau puting yang tertarik ke dalam.

- Keluarnya cairan dari puting payudara. Cairan bisa berupa darah atau cairan lainnya,

- Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau sekitar leher.

Seperti namanya, deteksi dini idealnya dilakukan sedini mungkin. Menurut dr. Hastarita, deteksi dini bisa dilakukan setelah akil baligh atau perempuan mengalami menstruasi.

SADARI dapat dilakukan 7 hingga 10 hari setelah periode menstruasi.

Beberapa tahapnya antara lain:

1. Berdiri di depan cermin dan angkat tangan

Saat melakukan langkah ini, pastikan bahu lulur sejajar. Setelah itu, letakan tangan pada pinggang.

Cermati kedua payudara apakah simetris atau tidak, adakah perubahan bentuk atau warna, pembengkakan dan atau perubahan pada puting.

Kelainan yang mungkin ditemukan adalah benjolan, kerutan, posisi puting tidak normal, struktur kulit, atau kemerahan.

2. Angkat kedua lengan di belakang kepala dan dorong siku ke depan

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan pada payudara. Payudara yang normal, keduanya akan terangkat secara bersamaan.

3. Gunakan ujung jari dan tekan secara perlahan permukaan payudara

Rasakan apakah ada benjolan pada payudara atau tidak. Raba setiap permukaan payudara dengan beberapa pola, seperti melingkar, kanan ke kiri, atas ke bawah, tengah ke samping atau hingga ketiak.

4. Peras puting dengan perlahan

Amati apakah ada cairan yang keluar atau tidak. Cairan yang keluar biasanya berwarna putih, kuning atau darah. Hal tersebut menunjukan payudara yang tidak normal.

5. Bungkukan badan dan lihat pada depan cermin

Amati dan raba apakah ada perubahan tertentu pada payudara Anda atau tidak.

6. Periksa payudara dengan keadaan berbaring

Beri bantalan pada sisi payudara yang akan diperiksa. Letakan tangan pada belakang kepala. Setelah itu, gunakan ujung jari untuk melakukan pemeriksaan.

Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh, bila menemukan salah satu dari gejala yang disebutkan di atas, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter.

"Pastikan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Payudara dibagi empat kuadran, semuanya harus diperiksa. Ini dilakukan setiap bulan, paling nggak 7-15 hari dari hari haid," ucapnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/08/153306020/pentingnya-deteksi-dini-kanker-payudara-simak-tahapannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com