Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Menanyakan Perasaan Anak di Masa Pandemi untuk Cegah Stres

KOMPAS.com - Stres selama masa pandemi ini bukan hanya dirasakan oleh orang-orang dewasa, melainkan juga anak-anak.

Pandemi ini mengharuskan anak-anak melakukan semua kegiatan belajar di rumah, tanpa bersosialisasi dengan teman-teman sebaya yang mungkin bisa mengakibatkan kecemasan.

Sayangnya, anak-anak jarang sekali menunjukkan rasa cemas mereka. Maka dari itu, orangtua berperan penting untuk membuat mereka terbuka tentang perasaan yang sedang dialami.

"Tugas kita sebagai orangtua bukanlah memberikan kepastian di saat ketidakpastian," kata psikolog klinis di Child Mind Institute, Dr Jerry Bubrick.

"Tugas kita adalah membantu anak-anak menoleransi ketidakpastian," sambung dia.

Anak-anak tentunya mengetahui berita tentang Covid-19 yang semakin mengerikan dan memahami bahwa sebagian besar hal-hal menjadi tidak pasti.

“Sebagai orangtua, kita perlu membiarkan mereka menjelaskan bagaimana perasaan mereka agar dapat membantu mereka memvalidasi perasaan tersebut," terangnya.

Menanyakan perasaan anak-anak

Menurut Bubrick, kita juga bisa saling bertukar pertanyaan mengenai kekhawatiran yang sedang dialami untuk membuatnya lebih baik. Daripada hanya memberi jawaban atas ketidakpastian.

Melibatkan anak-anak dalam pemecahan masalah membuat mereka merasa diberdayakan dan seolah-olah mereka adalah bagian dari solusi.

Namun Bubrick mengatakan, jika kita mengajukan pertanyaan yang tidak jelas, kita akan mendapatkan jawaban yang tidak jelas, termasuk "Aku baik-baik saja".

Dia menyarankan, orangtua dapat mengajukan pertanyaan terbuka namun spesifik seperti berikut ini:

• Apa yang kamu pelajari hari ini?

• Hal menarik atau lucu apa yang kamu dengar hari ini?

• Apa hal paling menyenangkan yang kamu lakukan hari ini?

• Apa yang paling kamu nantikan besok?

• Apa bagian tersulit dari hari ini?

• Apa yang tidak kamu sukai dari hari ini?

• Apa yang menghalangi kamu bersenang-senang hari ini?

• Apa yang bisa kita lakukan bersama untuk membuatnya lebih baik?

• Aku membaca sesuatu yang menarik hari ini, apakah kamu ingin tahu?

Waktu yang tepat bertanya

Kendati demikian, pertanyaan sebaiknya tidak diajukan ketika menjelang tidur. Sebab, itu bukanlah waktu yang tepat karena anak-anak sudah mulai bersantai.

Terlebih lagi, anak-anak yang cemas memiliki lebih banyak kekhawatiran di malam hari. Jadi, jangan membawa mereka ke jalan yang lebih mengkhawatirkan lagi.

"Dan jangan bicarakan hal ini dengan mereka saat mereka baru bangun tidur. Temukan waktu yang netral, ketika tidak ada pertengkaran hebat. Carilah saat-saat yang tenang," jelas Bubrick.

Dia merekomendasikan orangtua untuk berdiskusi santai, baik saat makan malam maupun saat berjalan-jalan bersama keluarga. Dia juga mengandalkan pendekatan sederhana tetapi cerdas yang membuat orang terbuka.

"Jika anak-anak masih tidak dapat mengungkapkan perasaan mereka, gunakan bagan perasaan dan lanjutkan dari sana," ujar dia.

Misalnya, beberapa anak berusia lima tahun dapat menjelaskan dengan sangat jelas, apa yang membuat emosi mereka naik dan mengapa.

Sementara itu, beberapa remaja, hampir tidak dapat memberikan tanggapan apabila mendapatkan pertanyaan dengan dorongan yang lembut.

Intinya, berikan pertanyaan yang spesifik dan jelas kepada anak-anak. Jangan berputar-putar.

Ingatkan juga ke anak-anak bahwa mereka masih bisa bermain di rumah dan melakukan hal menyenangkan lainnya bersama orangtua.

"Kita harus memberikan pengertian pada mereka, di tengah situasi yang sulit ini, kita memiliki satu sama lain. Mari fokus pada itu," ujar dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/23/133209820/pentingnya-menanyakan-perasaan-anak-di-masa-pandemi-untuk-cegah-stres

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke