Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami Pola Asuh Permisif dan Risikonya bagi Anak

Namun, meskipun permisif, sebaiknya kita perlu menerapkan batasan, harapan, dan konsekuensi yang justru berguna untuk membantu anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang baik.

Faktanya, para ahli mengatakan, menjadi orangtua yang permisif memungkinkan anak melakukan segala yang mereka mau, dan itu sangat membahayakan dalam jangka panjang.

"Penting untuk mengizinkan anak-anak membuat pilihan, memetakan jalan mereka sendiri, dan belajar dari kesalahan."

Demikian dikatakan psikolog perkembangan di Yeshiva University, New York, Amerika Serikat, Stephen Glicksman.

Sayangnya, orangtua yang permisif menempatkan anak-anak mereka untuk bertanggung jawab atas pertumbuhan mereka sendiri.

Artinya, tak ada dasar yang aman untuk memulai atau untuk kembali ketika anak-anak membutuhkan dukungan. 

Gaya pengasuhan inilah yang harus diketahui oleh para orangtua yang permisif, dan mengapa kita mungkin harus memilih pendekatan yang berbeda.

Pola asuh permisif

Di permukaan, orangtua yang permisif memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak mereka.

Anak-anak diperbolehkan melakukan apa yang mereka inginkan dan orangtua sering mengikuti arahan anak.

Orangtua yang permisif itu hangat dan penuh kasih. Mereka menolak gagasan untuk bertanggung jawab atas anak-anak.

Pola asuh permisif mungkin tampak berakar pada cinta dan pengertian, tetapi Glicksman mengatakan sesungguhnya hal tersebut tidak selalu demikian.

"Semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya," ujar dia.

"Tapi menurut saya, sering kali orang memilih pola asuh yang permisif karena mereka takut anak tidak bahagia atau tidak bisa menjadi teman," sambung Glicksman.

Orangtua yang permisif mungkin membiarkan anak-anak mereka memilih waktu tidur atau makanan ringan dengan bebas, namun tidak menuntut tata krama atau rasa hormat.

Ini mungkin bermaksud baik, tetapi tidak membantu anak-anak.

Apa yang tidak disadari oleh orangtua permisif adalah bahwa kita tidak harus selalu berteman dengan anak-anak.

Selain itu, orangtua bisa tetap mengekspresikan cinta mereka dengan menghormati preferensi dan pendapat anak-anak.

Tetapi, di sisi lain juga dengan jelas mengomunikasikan dan menetapkan batasan pada mereka.

Konsekuensi dari pola asuh permisif

Memiliki orangtua yang terlalu permisif dapat menyulitkan anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan dan batasan yang akan dihadapi anak-anak di dunia luar.

Baik ketika anak-anak sedang menjalankan perannya sebagai siswa, pekerja, dan dalam hubungan keluarga dia nantinya.

"Penelitian menunjukkan, bahwa anak-anak dari orangtua yang permisif mungkin menjadi lebih bahagia dan positif," ungkap dia.

"Tapi mereka cenderung menjadi lebih tergantung, murung, dan kekurangan keterampilan sosial seiring bertambahnya usia," lanjut Glicksman.

Dengan diberikan begitu banyak kebebasan sebagai anak-anak, mereka akhirnya menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan.

Menghilangkan pola asuh permisif

Glicksman mengatakan, tidak ada kata terlambat untuk mulai menetapkan batasan dan ekspektasi dengan anak-anak.

Dia merekomendasikan untuk beralih ke gaya pengasuhan yang lebih otoritatif, yang menurut para ahli umumnya paling baik untuk anak-anak dalam jangka panjang.

Jika kita mencoba menjadi orangtua yang tidak terlalu permisif, mulailah dengan mengucapkan kata "iya" dan "tidak" secara imbang, dengan menjelaskan alasannya kepada anak.

Tujuannya agar mereka belajar, ketika kita mengatakan 'tidak', mereka bisa menyadari alasan yang bagus di belakangnya.

Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dimulai dalam menetapkan ekspektasi dan batasan untuk anak-anak.

• Buat daftar ekspektasi dan pekerjaan rumah tangga, tergantung pada usia anak.

• Minta anak untuk ikut berkontribusi pada pekerjaan di rumah seperti mencuci piring, menyiapkan bahan makanan, dan lainnya.

• Mulailah mengatakan tidak dan berpegang teguh pada itu.

Penyesuaian bisa jadi sulit bagi anak-anak yang tidak pernah memiliki batasan dan mereka cenderung menolak.

Tetapi, jika kita dapat tetap menggunakan pendekatan baru dalam mengasuh anak, ini akan menjadi lebih baik di masa depan.

"Menghadapi kekecewaan atau kepuasan yang tertunda membuat anak-anak belajar bagaimana bekerja untuk mendapat yang diinginkan."

"Mereka juga akan mendapat pengalaman penting untuk diberikan kepada anak-anak," kata dia lagi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/03/063854920/memahami-pola-asuh-permisif-dan-risikonya-bagi-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke