Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah "Ame Raincoat", Jaket Lokal yang Bikin Presiden Jokowi Kepincut

KOMPAS.com – Gelaran Idea Fest 2018 menjadi salah satu hari yang tak terlupakan bagi Bimo Atiflu dan Mirza, pemilik rainwear asal Bandung, Ame Raincoat.

Pada hari itu, ia dan Mirza mendapat kabar harus datang lebih awal karena Presiden Joko Widodo akan menghadiri acara, sehingga tempat harus disterilkan lebih dulu.

Mirza yang saat itu datang lebih dulu langsung mempersiapkan booth.

Ternyata proses clearance yang dilakukan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menjelang kedatangan Kepala Negara, membuat Bimo tak bisa masuk ke arena acara.

Lalu, ketika Jokowi berkeliling, tak diduga mantan Wali Kota Solo itu mampir ke booth Ame Raincoat.

Mengetahui Mirza orang Jawa, keduanya lantas terlibat dalam percakapan menggunakan bahasa Jawa. 

Akhirnya, Jokowi pun memilih jaket yang baru dirilis, authentic series warna terakota seharga Rp 499.000.

Jaket tersebut lantas dikenakan Jokowi saat berkeliling, memberi sambutan, hingga diwawancarai wartawan.

Presiden bahkan sempat berkata, jaket yang dikenakannya itu terasa berkualitas ekspor, tapi harganya tidak mahal.

“Setelah Pak Jokowi ngasih pembukaan, Ame Raincoat langsung viral. Website sampai down gak bisa nampung orderan.”

Begitu cerita Bimo kepada Kompas.com melalui wawancara via  Zoom, Rabu (16/12/2020).

Saat itu, Ame Raincoat hanya memiliki stok sebanyak 200 potong. Jumlah itu langsung ludes terjual dalam waktu kurang dari sehari, sejak pembelian Jokowi.

Selang beberapa hari, ia pun membuka tawaran pre-order beberapa kali. Dalam hitungan singkat, PO untuk November dan Desember 2018 pun habis.

Kelebihan dari produk tersebut, menurut Bimo, selain ada pada warna, juga ada pada desain. Meski disebut raincoat, namun fungsinya bisa seperti jaket pada umumnya.

Lalu, dari desain pun tergolong "kekinian", tidak seperti raincoat yang terkesan monoton.

Sementara, material yang dipilih pun mendukung untuk memenuhi kebutuhan pemakaian harian.

Di bagian jaket tersebut dipasang katun oxford, yang dipadukanb dengan material waterproof pada bagian luar.

Dengan kombinasi itu, jaket ini bisa dikenakan kapan saja, bahkan ketika cuaca cerah.

Tugas kuliah

Bimo menceritakan awal mula Ame Raincoat didirikan tahun 2013. Saat itu, ia dan Mirza tengah berkuliah jurusan Desain Produk Institut Teknologi Bandung (ITB).

Mereka mendapat tugas untuk membuat produk yang bisa dijual ke pasar. Pilihannya lantas jatuh pada jas hujan.

“Rainwear di Indonesia tidak mengalami perkembangan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir ini,” tutur Bimo.

“Kami menemukan bahwa beberapa orang cenderung basah dalam hujan daripada memakai jas hujan yang jelek,” tambah dia.

Mereka pun mengembangkan produk-produk esensial hujan dengan nilai gaya hidup perkotaan.

Setelah lulus, mereka sepakat bekerja dulu dua tahun untuk mencari pengalaman sambil tetap mengembangkan produknya.

Baru pada tahun 2018, sesuai kesepakatan, mereka fokus kembali membesarkan Ame Raincoat.

Kini usaha mereka terus berkembang. Ame Raincoat pun diajak berkolaborasi oleh perusahaan Jepang, Sanrio, untuk tokoh kartun mereka Gudetama.

“Ini pertama kalinya Sanrio kolaborasi dengan produk rainwear,” tutur Bimo.

Ditanya mengenai arti Ame Raincoat, Bimo mengatakan, Ame diambil dari bahasa Jepang yang berarti hujan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/17/223000320/kisah-ame-raincoat-jaket-lokal-yang-bikin-presiden-jokowi-kepincut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke