Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai Penularan Covid-19 dalam Klaster Keluarga

KOMPAS.com - Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, masyarakat diingatkan agar tidak mengendurkan protokol kesehatan untuk mencegah potensi penularan Covid-19 dalam keluarga.

Walau rumah dinilai menjadi tempat yang lebih aman untuk berlindung dari Covid-19, nyatanya cukup banyak ditemukan klaster keluarga.

Selama liburan terjadi interaksi yang intensif, saling berkunjung ke rumah kerabat dan kolega, atau berkegiatan bersama.

Satu temuan baru-baru ini menjelaskan bagaimana rumah bisa menjadi tempat penularan Covid-19.

Tim peneliti di University of Florida melakukan studi meta-analisis dan dimuat ke dalam jurnal JAMA Network Open pada 14 Desember lalu.

Studi tersebut meninjau 54 studi lain yang mencakup 20 negara dengan hampir 78.000 subjek.

Peneliti menemukan, orang yang paling berpotensi menularkan Covid-19 kepada orang lain adalah kerabat atau pasangan yang tidak tinggal serumah.

1. Orang dewasa lebih mungkin menyebarkan virus

Tinggal serumah berpotensi tinggi menularkan Covid-19 ke anggota keluarga, tetapi yang paling rentan adalah pasangan suami istri. Interaksi yang intens, tidur di ruangan yang sama, serta paparan langsung, menjadi penyebabnya.

2. Tidak menularkan virus kepada anak

Secara keseluruhan, para peneliti melihat 16,6 persen dari orang dengan Covid-19 dalam studi menularkan virus ke anggota keluarga mereka yang tinggal serumah. Namun, hanya 16,8 pasien positif Covid-19 yang menularkan virus kepada anak-anak.

3. Orang dengan gejala berisiko menyebarkan virus

Studi juga mengungkap, orang dengan gejala berisiko menularkan virus ke anggota keluarga yang tinggal serumah sebesar 18 persen. Sedangkan orang tanpa gejala hanya berisiko 0,7 persen untuk menyebarkan virus.

4. Kita berisiko tertular dari orang yang tinggal serumah

Di saat berada di luar, kita cenderung menjaga diri dari paparan virus dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Namun, tingkat kewaspadaan kita akan berkurang saat kita di rumah.

Sebuah studi yang dilakukan Centers of Disease Control and Prevention (CDC) mengungkap, 53 persen orang yang tinggal dengan kerabat yang terinfeksi Covid-19 tertular virus tersebut dalam tujuh hari.

5. Melindungi diri dari virus di rumah

Tidak mudah menerapkan tindakan pencegahan virus di rumah. Karena itu, para ahli menyarankan seseorang untuk mengisolasi diri jika ada anggota keluarga yang sedang sakit.

Jika diperlukan, tunjuk satu anggota keluarga yang berisiko rendah untuk merawat pasien tanpa mengabaikan tindakan pencegahan.

"Anda dapat meminta orang yang sehat meletakkan makanan dan minuman bagi orang yang sakit di depan pintu kamar, kemudian langsung mencuci tangan," sebut dokter anak Tanya Altmann, MD.

"Pakai sarung tangan untuk mengambil piring yang kosong, bawa ke dapur dan cuci dengan air panas dan sabun, atau gunakan mesin cuci piring, lalu cuci tangan kembali."

Guna mengurangi risiko paparan virus di dalam rumah, dokter darurat Leana Wen, MD menganjurkan untuk membuka jendela di ruangan keluarga.

"Pembersih udara dengan filter HEPA juga dapat membantu. Begitu pula pelembap udara, karena virus bertahan lebih lama di udara kering terutama di ruang bersama."

6. Memakai masker di rumah

Memakai masker di rumah bisa menjaga kondisi tubuh dari paparan virus. Satu studi menemukan bahwa memakai masker efektif menghentikan penyebaran virus ke anggota keluarga lainnya di rumah sebesar 79 persen.


https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/18/162800020/waspadai-penularan-covid-19-dalam-klaster-keluarga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke