Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, 7 Tanda Pekerjaan Mulai Merusak Hubungan

Sebab, hanya dengan menyeimbangkan keduanya, hidup akan berjalan lancar dan bahagia. Sebaliknya, jika tidak bisa maka akan membuat hidup berantakan.

Bahkan, menurut sebuah studi yang diterbitkan di BMC Public Health, orang yang tidak memiliki keseimbangan, dua kali lebih mungkin memiliki kondisi kesehatan yang buruk.

Namun, karena dunia terus bergerak dalam tempo yang cepat, menyeimbangkan keduanya bukanlah perkara yang mudah. 

Saking sulitnya, terkadang jadwal pekerjaan mulai merusak hubungan kita dengan orang-orang terdekat, termasuk pasangan.

Nah, ada baiknya kita mencermati tujuh tanda kondisi pekerjaan yang mulai merusak hubunganmu.

1. Menghindari kenyataan

Kita mendapati pasangan mengalihkan pandangan, atau bahkan menghindar dengan sengaja. Namun, kita tetap mengabaikan dan tidak mengatasi masalah.

Saat kondisi ini terjadi, jelas terlihat bahwa kita tidak jujur, dan ingin menghindari kenyataan yang terjadi di tengah hubungan kita.

2. Prioritas pekerjaan ada di atas asmara

Jika kita mulai menghindari kegiatan yang biasanya kita lakukan dengan pasangan, maka itu bakal menjadi tekanan buruk yang berdampak negatif pada hubungan.

3. Pasangan memaksa perubahan

Ketika pasangan telah memberi kita ultimatum, atau mulai mengungkapkan kekhawatiran, maka itu adalah indikator yang jelas bahwa dia membutuhkan lebih banyak waktu.

Biasanya, seseorang tidak akan mengancam untuk mengakhiri suatu hubungan, kecuali jika rasa lelahnya telah memuncak, dan tidak dapat ditangani lagi.

4. Tak ada obrolan lain selain pekerjaan

Jika kita benar-benar tidak memiliki apa pun untuk dibicarakan dengan pasangan selain pekerjaan, ini juga pertanda buruk.

Jika kita kesulitan memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, tanpa sadar kita mulai membicarakan kolega dan proyek kantor, di rumah.

5. Makin sering berdebat

Jika kita membawa pulang stres ke rumah, maka kita cenderung lebih mudah tersinggung dan akhirnya melampiaskannya pada pasangan.

Padahal, kantor dan pasangan kita sama sekali tidak berhubungan. Karena itu, kita harus menemukan cara untuk mendetoksifikasi stres, agar asmara tidak menjadi korban.

6. Pekerjaan berdampak pada energi dan perilaku

Setelah melewati hari yang sangat sibuk di tempat kerja, kemungkinan besar kita hanya memiliki sedikit energi yang tersisa.

Keadaan akan kian parah jika kita bekerja di lingkungan negatif di mana bos tidak memperlakukan kita dengan baik, dan rekan kerja menjadi toxic people.

Perilaku kita pun berubah menjadi negatif dan menyebalkan. Seiring waktu berjalan, hal ini akan menjadi bagian dari perilaku rutin dalam keseharian.

7. Tidak ingin bersosialisasi

Jika kita mulai merasa hal ini yang terjadi, maka itu sama sekali bukan pertanda baik.

Kesibukan dengan pekerjaan setelah kita tiba di rumah, bahkan di akhir pekan, membuat kita kehilangan aktivitas sosial yang normal, termasuk dengan pasangan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/14/140708320/waspadai-7-tanda-pekerjaan-mulai-merusak-hubungan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com