Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ritual Minum Teh Didiet Maulana, Inspirasi Koleksi Baru IKAT Indonesia

Bertepatan dengan hari spesial tersebut, IKAT Indonesia meluncurkan lini koleksi terbaru, yakni Griya by IKAT Indonesia.

Koleksi ini terbilang unik karena menghadirkan koleksi produk dekorasi rumah dan gaya hidup, seperti lilin aromaterapi, set cangkir teh, rangkaian teh dan minuman herbal, hingga rangkaian produk sanitasi.

Masing-masing varian produk dipilih untuk memberikan sensasi nyaman pada indera penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.

Lewat koleksi ini, IKAT Indonesia memberi pesan bahwa ruang apresiasi terhadap keindahan budaya Nusantara tak terbatas pada ragam karya busana, tetapi juga dapat dituangkan ke dalam fungsi yang lebih luas.

Itulah mengapa kita tetap akan melihat unsur keindahan motif geometris tenun ikat Nusantara di dalam koleksi ini.

Pada koleksi set cangkir teh, misalnya, motif tersebut terlihat mengelilingi bibir cangkir dengan rapi. Motif serupa juga menghiasi alas cangkirnya.

Didiet mengungkapkan, koleksi terbatas itu diharapkan dapat membantu menciptakan nuansa dan rasa nyaman di rumah.

"Dengan bertambahnya waktu yang dihabiskan di rumah, kebutuhan untuk menciptakan nuansa dan rasa nyaman pun meningkat. Tidak hanya produk dengan tampilan yang indah, tapi juga dengan kualitas yang baik dengan filosofi yang luhur."

Demikian diungkapkan Didiet dalam perayaan 10 tahun IKAT Indonesia by Didiet Maulana, Kamis (29/07/2021).

Koleksi lilin aromaterapi yang diluncurkan terbuat dari minyak kedelai dan bahan-bahan alami. Salah satu varian, memberikan perpaduan waangi rempah seperti kayu manis dan cengkeh yang dipadukan dengan aroma sitrus dan vanilla.

Sementara varian lainnya memberikan aroma herbal yang lembut dengan narwastu atau akar wangi, yang dipadukan dengan aroma bunga melati dan lavender.

Kemasan lilin aromaterapi dihiasi dengan motif tenun ikat yang senada dengan jenis aroma masing-masing lilin.

Koleksi lainnya adaah set cangkir teh yang terdiri dari dua varian warna cangkir, yaitu Nila Manikam (biru) dan Terra Aruna (merah bata).

Koleksi ini terinspirasi dari ritual minum teh yang dijalani Didiet selama sekitar 15 tahun terakhir.

"Koleksi ini terinspirasi dari kegiatan saya setiap jam 4 sore enggak mau diganggu. Mungkin sudah 15 tahun terakhir ini selalu melakukan ritual dari jam 4 hingga jam 5 karena itu adalah acara saya minum teh," tuturnya.

Cangkir tersebut dihiasi dengan motif dan alas cangkir dihiasi dengan motif tunas-tunas kecil yang saling menyatu sebagai simbol dari pengharapan layaknya tunas yang terus tumbuh menjadi pohon yang kokoh dan akar kuat.

Set cangkir teh itu juga dilengkapi dengan tiga pilihan rasa minuman teh dan herbal, yakni Rumpun Serai, Surya Rampai, dan Wedang Wangi yang dihasilkan dari perpaduan tumbuhan dan rempah-rempah hasil bumi Indonesia.

Griya by IKAT Indonesia juga berusaha menjawab kebutuhan untuk menjaga sanitasi dengan menghadirkan pilihan produk yang bisa digunakan saat berada di rumah maupun ketika beraktivitas di luar, seperti antiseptik serbaguna dan sabun tangan beraroma Lavender dan Cendana.

Untuk menjaga kelembaban tangan dan memberikan kesegaran, lotion tangan dengan aroma Cendana dapat dijadikan sentuhan akhir yang tak kalah penting.

Pada akhirnya, melalui Griya, IKAT Indonesia ingin menyampaikan bagaimana setiap proses desain bisa menjadi bagian cerita dari setiap koleksi. Corak, warna, aroma, sentuhan, dan rasa bisa memberikan pengaruh terhadap kita dan jiwa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/30/113408420/ritual-minum-teh-didiet-maulana-inspirasi-koleksi-baru-ikat-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com