Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

11 Penyebab Jerawat, Stres hingga Salah Pakai Skincare

KOMPAS.com - Penyebab jerawat bisa bermacam-macam. Masalah jerawat juga bisa dialami pada usia berapa pun, meski cukup sering dialam oleh remaja karena masalah hormon.

Oh iya, jerawat atau disebut juga dengan acne vulgaris (AV) adalah suatu penyakit peradangan kronis dari kelenjar pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, kista, dan pustul.

Nah, jerawat berkembang ketika pori-pori tersumbat.

Tingkat keparahannya bisa berkisar dari ringan, moderat, hingga berat. Perawatan yang dibutuhkan bergantung pada tingkat keparahan kondisinya.

Area yang biasa ditumbuhi jerawat adalah wajah, dada, bahu, leher, dan punggung, area-area yang memiliki kelenjar keringat.

Jenis jerawat termasuk whitehead (komedo putih), blackhead (komedo hitam), jerawat kecil, hingga nodul dan kista.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pubertas memang merupakan penyebab umum jerawat.

Namun, masalah jerawat bisa terjadi pada orang dengan usia berapa pun.

Menurut American Academy of Dermatology Association, sekitar 20 persen bayi baru lahir mengembangkan jenis jerawat yang disebut jerawat neonatal, yang biasanya muncul antara minggu kedua dan keempat kehidupan.

Jerawat jenis ini akan hilang dengan sendirinya tanpa menimbulkan bekas dan tidak meningkatkan risiko mengembangkan jerawat parah di kemudian hari.

Beberapa anak mengalami jerawat infantil, yang dimulai antara usia 3-6 bulan.

Jerawat infantil dapat menyebabkan nodul dan kista jerawat yang dalam, yang menyebabkan bekas jerawat permanen.

Untungnya, jerawat ini jarang terjadi.

Jerawat juga merupakan masalah yang dialami oleh wanita di atas 25 tahun. Sebagian besar dari mereka memiliki jerawat saat remaja dan terus berlanjut hingga dewasa.

Beberapa dari wanita ini sudah berhasil menyembuhkan jerawatnya ketika remaja. Namun, bertahun-tahun kemudian mereka kembali mengalami masalah jerawat.

Sekitar 20-40 persen wanita yang memiliki jerawat baru mengalaminya ketika dewasa.

Penyebab jerawat

Hormon bukan satu-satunya penyebab jerawat. Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut sejumlah penyebab jerawat dan cara mengatasinya:

Kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lebih banyak minyak, yang pada akhirnya dapat menyumbat pori-pori kulit.

Jika menggunakan obat yang dijual bebas, laman Mayo Clinic Health System menyarankan untuk mencari produk mengandung yang mengandung benzoil peroksida topikal sebagai bahan aktif utamanya.

Oleskan pembersih dengan ujung jari, dan bilas kulit dengan air hangat.

Setelah mencuci kulit, obati dengan produk topikal yang mengandung adapelene. Adapelene membantu mengatasi penyumbatan pori-pori dan mencegah jerawat baru.

Gunakan produk seukuran kacang dan oleskan ke seluruh wajah, hindari area yang mudah teriritasi, seperti mata dan mulut.

Produk tersebut juga dapat diterapkan pada dada dan punggung jika diperlukan.

Hindari scrub wajah, astringents dan masker pembersih wajah, serta scrubbing dan pencucian yang berlebihan karena dapat mengiritasi kulit dan memperburuk jerawat.

Jangan lupa memadukan perawatan tersebut dengan rutinitas menggunakan tabir surya dan menghindari penggunaan produk kosmetik berlebih.

Ingatlah bahwa merawat masalah jerawat sedini mungkin dapat mencegahnya semakin parah.

Menurut direktur Yardley Dermatology Associates di Yardley, Pennsylvania, dan penulis buku Healing Adult Acne, Richard Fried, MD, PhD, produk styling dapat meneteskan minyak ke dahi, yang pada akhirnya dapat menjebak bakteri penyebab jerawat di pori-pori kulit.

Pori-pori yang tersumbat akan menjadi meradang, mengakibatkan kemerahan, nanah, dan akhirnya komedo putih dapat timbul di sepanjang garis rambut dan dahi.

Gaya rambut juga hal yang penting. Adanya poni dapat mengembangkan atau memperburuk jerawat karena membawa produk rambut yang menyumbat kulit tepat di dahi kita.

Solusinya, oleskan produk dengan tangan dan jauhkan dari garis rambut.

Setelah mengaplikasikannya, bersihkan kulit dengan pembersih wajah untuk menghilangkan sisa produk penata rambut yang tertinggal.

Namun, perlu diingat bahwa benjolan gatal yang muncul setelah melakukan pencukuran mungkin bukan jerawat yang sebenarnya, melainkan iritasi folikel rambut yang menyebabkan ruam sementara.

Solusinya, redakan ruam dengan mengoleskan kompres hangat ke wajah tiga hingga empat kali sehari.

Jika cara ini tidak berhasil, temui dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. Kita mungkin memerlukan antibiotik untuk menghilangkan ruam tersebut.

Untuk mengurangi bakteri pada kulit, bersihkan area yang akan dicukur sebelum menghilangkan bulu atau rambut dan gunakan produk non-komedogenik yang tidak akan menyumbat pori-pori.

Hal yang cukup mengejutkan adalah, produk anti-jerawat sekalipun dapat menyebabkan jerawat jika kita menggunakannya terlalu banyak.

Misalnya, beralih ke empat atau lima krim jerawat berbeda atau menggunakan astringen, pencuci wajah, dan krim jerawat yang semuanya mengandung bahan anti-jerawat.

Solusinya, apapun tujuan kita dalam menggunakan rangkaian skincare, baik mengurangi kerutan atau menghilangkan jerawat, pilihlah satu atau dua produk dan beri waktu setidaknya empat hingga enam minggu untuk bekerja.

Masalah bukan hanya pada produknya, tetapi juga bagaimana cara kita menghapus riasan wajah. Misalnya, karena menghapusnya sekilas saja atau menggunakan jenis pembersih yang tidak tepat.

Hal itu membuat pembersihan wajah tidak maksimal.

Setelah hari yang panjang, riasan, minyak, dan kotoran menumpuk. Ini adalah ancaman tiga kali lipat yang dapat dengan mudah menyumbat pori-pori kita, menjebak bakteri penyebab jerawat dan pada akhirnya memicu jerawat.

Solusinya, carilah produk non-komedogenik, kemudian cuci muka secara menyeluruh dan lembut setiap malam.

Aplikasikan riasan dengan lembut, bersihkan kuas rias secara rutin dan jangan berbagi produk kosmetik dengan orang lain.

Kulit kita tidak terbiasa dengan hal-hal itu dan pada akhirnya bereaksi dengan memunculkan jerawat.

Kita memang tidak dapat mengubah cuaca atau kelembapan di tempat yang kita kunjungi. Jadi, solusinya adalah menghindari terlalu banyak paparan sinar matahari dan menggunakan tabir surya dengan kandungan seng oksida atau titanium dioksida untuk membantu mengurangi jerawat

Selain itu, karena kulit beradaptasi dengan perubahan lingkungan, jangan menumpuk stres epidermal dengan penggunaan produk baru.

Dokter kulit dan direktur medis MDacne di San Francisco, Yoram Harth, MD mengatakan, orang dengan kulti berjerawat harus mencari tabir surya non-komedogenik bebas minyak.

Sebab, mungkin saja penyebab jerawat yang kita alami adalah karena penggunaan tabir surya yang terlalu "berat", yang pada akhirnya menyumbat pori-pori dan memicu timbulnya lebih banyak jerawat.

Tabir surya memiliki dua jenis bahan aktif. Agen kimia yang menyerap ke dalam kulit dan melindungi dari sinar ultraviolet yang berbahaya, dan agen fisik (atau tabir surya mineral) yang berada di permukaan untuk melindungi dari matahari.

Tabir surya fisik sering direkomendasikan untuk kulit sensitif karena dapat membelokkan sinar matahari. Namun, tabir surya jenis ini sering kali lebih tebal, meninggalkan sisa putih pada kulit dan mungkin menyumbat pori-pori.

Sementara tabir surya kimia tidak terlihat, sangat ringan, dan membuat kulit bebas kilap.

Jadi, jika mengalami jerawat setelah menggunakan tabir surya fisik, kita mungkin memerlukan produk yang tidak terlalu tebal. Cobalah beralih ke tabir surya dengan bahan kimia seperti avobenzone, oxybenzone, methoxycinnamate, atau octocylene.

Selain itu, jangan lupa membersihkannya dari kulit setelah seharian berada di bawah sinar matahari. Bahkan tabir surya yang paling tipis dan ringan sekali pun dapat menyumbat pori-pori jika dibiarkan semalaman.

Bukti ilmiah terbaru menunjukkan bahwa diet tinggi karbohidrat dapat mempengaruhi kemungkinan kita mengalami jerawat.

Secara khusus, pola makan tinggi karbohidrat olahan, seperti mengonsumsi roti putih dan pasta putih, hingga kue dan kue kering serta tinggi indeks glikemik (GI) dapat meningkatkan kemungkinan perkembangan dan keparahan jerawat.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan.

Adapun GI adalah skala yang digunakan untuk mengukur seberapa besar makanan tertentu dapat mempengaruhi kadar gula darah.

Terlalu banyak konsumsi produk susu mungkin juga memengaruhi timbulnya jerawat.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa produk susu akan meningkatkan kadar faktor pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1), yang pada akhirnya dapat memicu atau memperburuk jerawat.

Salah satu bentuk produk susu yang paling memicu adalah susu sapi, terutama susu rendah lemak, yang mengandung sejumlah besar hormon seperti progesteron dan memiliki kandungan gula yang lebih tinggi.

Solusinya, kurangi konsumsi makanan ringan, seperti keripik dan es krim, dan beralih ke camilan yang lebih sehat seperti biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan makanan berprotein tinggi.

Stres dapat memperburuk jerawat karena menyebabkan pelepasan bahan kimia inflamasi yang disebut neuropeptida dan perubahan hormonal.

Bahkan, stres "baik" yang terjadi ketika kita mempersiapkan momen besar tertentu, seperti pernikahan, juga dapat memicu jerawat.

Itu sebabnya jerawat besar bisa muncul di hari pernikahan atau momen penting lainnya.

Solusinya, gunakan produk jerawat dengan bahan-bahan seperti asam salisilat dan benzoil peroksida untuk menghilangkan jerawat akibat stres.

Untuk mencegahnya di kemudian hari, temukan cara untuk menenangkan saraf kita, apakah itu dengan melakukan yoga, pernapasan dalam, atau menonton film kesukaan.

Ponsel, misalnya, sering kali kita biarkan terkena bakteri. Ketika kita menggunakannya untuk menelepon, bakteri tersebut akan berkontak dengan kulit wajah kita dan berada di dekat mulut.

Selain itu, jika kita sering menggunakan ponsel, telepon atau benda lainnya yang mungkin terkontak bakteri, kita akan menggosokannya ke wajah cukup sering. Hal itu dapat menyebabkan "jerawat mekanik" atau jerawat yang disebabkan oleh gesekan.

Perpindahan bakteri juga bisa terjadi ketika kita menyentuh wajah setelah berkirim pesan di ponsel.

Solusinya, kurangi kontak ponsel atau benda lainnya dengan kulit wajah dan bersihkan secara rutin.

Kulit kering dapat memiliki retakan mikroskopis dan celah di mana bakteri dapat berkembang biak dan pada akhirnya menyebabkan jerawat.

Selain itu, serpihan kulit kering juga dapat menyumbat pori-pori.

Solusinya, lakukan eksfoliasi kulit secara lembut beberapa kali seminggu dan hidrasi kulit menggunakan pelembap non-komedogenik yang ditujukan untuk kulit kering.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/19/170500220/11-penyebab-jerawat-stres-hingga-salah-pakai-skincare

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke