Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Orang Rela Repot demi Bergosip Anonim di Dunia Maya?

Perilaku membicarakan hal negatif soal orang lain sering menjadi permasalahan sosial.

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan adanya forum gosip underground yang disebut sarat ujaran kebencian, perundungan, maupun komentar jahat yang brutal.

Sasaran pergunjingan ini tak lain adalah artis, selebgram, sosialita, dan sejumlah publik figur sejenis lainnya.

Hal yang menjadi sorotan adalah, pembicaraan di forum tersebut dilakukan secara anonim.

Dengan nama akun yang tidak jelas, menggunakan inisial, dan memakai istilah yang sulit dipahami orang awam.

Fenomena yang mirip sebenarnya bisa kita lihat juga terjadi pada sejumlah orang yang rela membuat akun ganda di platform media sosial.

Semuanya dilakukan demi memastikan identitas tetap terjaga sekaligus tetap asyik bergibah di dunia maya.

Pakar komunikasi digital Universitas Indonesia, Firman Kurniawan mengatakan anonimitas, dan berbagai tindakan yang menyertainya, menjadi bukti adanya kekhawatiran para pelaku.

Mereka khawatir akan keberadaan digital path, dan tidak ingin ada yang tahu soal interaksi yang dilakukan itu.

"Mereka sadar betul soal adanya digital path, dan tentu saja risiko di baliknya," kata dia pada Kompas, Senin (6/9/2021).

Berbagai kerepotan yang harus dilakukan, misalnya membuat akun ganda, rela dilakukan demi bergosip.

Anonimitas beri kebebasan dan kekuasaan tak terbatas

Ajeng Patria Meilisa, akademisi ilmu komunikasi yang juga pemerhati isu serupa ikut memberikan pandangannya.

Dia mengatakan, anonimita di media sosial bisa membuat orang leluasa berbuat sesuka hati tanpa perlu dimintai pertanggungjawabannya.

Hal ini yang tergambar dalam forum yang bermasalah itu maupun wadah gosip lainnya.

"Bisa kita lihat dengan bebasnya mereka mem-posting berita apa saja tentang para selebritas baik sisi positif maupun negatif," kata dia dalam obrolan bersama Kompas.com.

Terdapat hegemoni politik yang membuat seseorang merasa memiliki kekuasaan tanpa batas yang akhirnya memicu masalah dengan objek pembicaraan.

Selain itu, dia menilai adapula hegemoni budaya secara simetris yang tergambar dari banyaknya unggahan yang dikomentari.

Hal ini menandakan, perhatian warganet sangat tinggi sehingga forum tersebut memiliki pengaruh dalam pembentukan opini publik.

Pola ini juga didukung dengan sifat real time dari media sosial yang menjadikan platform ini efektif dalam penyebaran informasi, termasuk gosip.

"Meskipun sifat beritanya terkini dan mungkin belum tentu benar, namun karena dikomentari oleh para followers justru menjadi ajang gibah, ujaran kebencian."

"Dan, kadang berujung dengan pertengkaran baik antara selebritas yang bersangkutan dengan netizen atau para pendukung maupun haters (pembenci) selebritas," ungkap Ajeng.

Isi pesan yang disampaikan baik negatif maupun positif, buruk maupun elok, tetap dianggap sebagai suatu kebenaran meski pun awalnya berita tersebut hanya rumor semata.

Disadari atau tidak, forum ini digunakan sebagai alat untuk menyebarluaskan gagasan tertentu yang mendukung dan memperkuat kekuasaan kelompok tertentu.

Pada akhirnya, kabar tersebut akan diterima secara luas oleh masyarakat menjadi sebuah ideologi termasuk soal kehidupan artis tersebut.

Meski demikian, Ajeng menilai adanya forum gosip tersebut menggambarkan kekuatan dari objek yang dibicarakan itu sendiri.

Pergibahan itu menjadi bukti akan adanya suatu kelas sosial dominan untuk memproyeksikan cara mereka dalam memandang dunia.

Warganet kemudian menikmati dan menyukai keberadaan kelas dominan tersebut.

Hal ini, tambah Ajeng, sesuai dengan teori politik bahwa kelompok dominan bukan semata-mata bisa mempertahankan dominasi karena kekuasaan, tetapi karena masyarakat sendiri yang mengizinkan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/07/020000520/mengapa-orang-rela-repot-demi-bergosip-anonim-di-dunia-maya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke