Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Produktif dan Terlalu Banyak Waktu Luang? Begini Solusinya...

Namun di sisi lain, ada pula yang merasa memiliki terlalu banyak waktu luang, dan tidak produktif.

Hal ini biasanya dialami oleh orang yang terbiasa menjalani aktivitas padat setiap hari.

Perasaan serupa juga sempat amat dirasakan di era pandemi ini, ketika kita harus lebih banyak berdiam diri di rumah.

Meski awalnya terasa menyenangkan, kehidupan dengan mobilitas rendah dan waktu luang yang berlebihan akhirnya terasa membosankan.

Karena perasaan itu pulalah kemudian muncul berbagai hobi musiman di era pandemi termasuk memelihara burung, tanaman hias, memasak, dan juga menata rumah.

Namun, jika semua kegiatan itu sudah dijalani, dan merasa masih memiliki terlalu banyak waktu luang, apa yang sebaiknya dilakukan?

Jika punya waktu luang berlebih

Penelitian di Amerika Serikat menyatakan terlalu banyak waktu luang ternyata tidak membuat kita lebih bahagia.

Bahkan, kondisi ini bahkan bisa menurunkan kualitas dan kesejahateraan hidup.

Riset yang dilakukan oleh Anderson School of Management, Universitas California Los Angeles ini menyimpulkan manusia sebenarnya tidak suka bermalas-malasan.

Charlotte Fritz, seorang profesor di bidang psikologi industri dan organisasi di Portland State University, memiliki pandangan yang serupa dengan riset tersebut.

Alih-alih memiliki waktu luang berlebihan, dia berpendapat, lebih baik mengoptimalkan cara memanfaatkan momen berharga tersebut.

  • Memilih aktivitas bersantai lain dengan bijak

Orang-orang yang menghabiskan waktu luang mereka dengan cara "produktif", seperti mengembangkan hobi baru, mengangkat beban, bersepeda, mengalami kesejahteraan yang optimal.

Intinya adalah soal melakukan hal yang baru dan bermanfaat untuk diri kita sendiri dan bentuknya bisa berbeda-beda. 

Fritz menekankan, dalam konteks ini, "produktif" berarti berharga atau memuaskan dan tidak selalu berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar.

“Bagi sebagian orang, mungkin duduk di pantai menyaksikan ombak, dan bagi yang lain, bisa menjadi sukarelawan atau merenovasi rumah.”

  • Bersosialisasi

Para pakar berpendapat, kita bisa lebih mungkin untuk bahagia jika menghabiskan sebagian waktu luang dengan bersosialisasi.

Misalnya saja terlibat dalam kegiatan sosial, berolahraga atau sekedar mengobrol bersama.

Ketika kita menghabiskan waktu luang untuk bersosialisasi, maka dampaknya akan jauh lebih baik untuk kebahagiaan.

“Jika kita cukup beruntung memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama orang lain, itu cara yang bagus untuk tidak mengalami penurunan dalam kebahagiaan yang biasanya menyertai banyak waktu luang."

Demikian penjelasan Marissa Sharif, akademisi dari Wharton School at the University of Pennsylvania.

  • Mengubah perspektif

Perspektif yang dimiliki penting dalam menentukan kebahagiaan maupun jalan pikiran kita.

Studi juga membuktikan, menganggap waktu senggang sebagai hal yang sia-sia dapat merusak seberapa banyak seseorang dapat menikmatinya.

Orang-orang ini -yang percaya bahwa waktu luang pada dasarnya merupakan pemborosan, juga lebih cenderung stres dan cemas.

Solusinya, kita diminta untuk mengubah perspektif agar mampu lebih fokus pada tujuan akhir yang menjadi esensi dari menikmati waktu luang tersebut.

Cara ini akan meningkatkan kualitas hidup maupun kebahagiaan yang kita rasakan sekaligus membuat diri sendiri menjadi lebih baik.

Ingatkan diri bahwa segala sesuatu memiliki tujuan, termasuk ketika menikmati waktu luang seperti membaca buku atau bahkan tidak melakukan apa-apa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/28/181432620/tak-produktif-dan-terlalu-banyak-waktu-luang-begini-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke