Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Mengejutkan dari Pasangan yang Bertemu di Aplikasi Kencan

Namun sebaiknya, kita berpikir ulang sebelum menggunakan aplikasi kencan untuk menemukan tambatan hati. Mau tahu kenapa?

Rupanya, sebuah studi terbaru bertajuk Relative Strangers: The Importance of Social Capital for Marriage mengungkap, pasangan menikah yang bertemu di aplikasi kencan berpeluang tinggi untuk bercerai.

Ditemukan sebanyak 12 persen pasangan yang menemukan jodohnya lewat aplikasi kencan bercerai dalam tiga tahun pertama pernikahan.

Angka perceraian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang didapat melalui teman (dua persen).

Para peneliti di Marriage Foundation mensurvei lebih dari 2.000 orang dewasa berusia sekitar 30 tahun dan sudah menikah setidaknya satu kali dalam hidup mereka.

Temuan studi juga mencatat persentase individu yang berpisah akan meningkat seiring bertambahnya usia pernikahan.

Setelah tujuh tahun menikah, kemungkinan pasangan yang bertemu melalui aplikasi kencan untuk bercerai mengalami peningkatan menjadi 17 persen.

Dalam rentang tahun yang sama, hanya 10 persen kemungkinan pasangan yang didapat melalui teman akan bercerai.

Lalu, sekitar delapan persen pasangan yang bertemu di sekolah dan tujuh persen pasangan yang bertemu di tempat kerja bercerai setelah tiga tahun menikah.

"Angka-angka ini meresahkan, mengingat meningkatnya popularitas pasangan yang bertemu secara online," ujar direktur penelitian di Marriage Foundation, Harry Benson.

"Pasangan yang bertemu secara online menikah layaknya orang asing."

Dituturkan Benson, studi tersebut menggambarkan bahwa di tahun awal pernikahan, pasangan yang bertemu di aplikasi kencan tampaknya kekurangan modal sosial atau pun jaringan dukungan di sekitar mereka.

Namun, Benson menggarisbawahi untuk tidak menganggap kencan online adalah sesuatu yang buruk.

"Temuan kami sama sekali tidak merusak atau mengurangi peran vital kencan online," ungkap Benson.

"Tapi itu menyoroti risiko dan kesulitan yang lebih besar untuk mengenal orang asing yang relatif tidak dikenal di mana sumber informasi latar belakang dan dukungan sosial kurang tersedia."

Studi yang dilakukan Benson juga memperhitungkan sejumlah faktor, seperti jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

"Mengidentifikasi perbedaan-perbedaan ini seharusnya membuat kita memberikan dukungan dan instruksi kepada pasangan yang berencana menikah untuk lebih menargetkan informasi yang kita berikan."

"Juga, berfokus untuk membangun modal sosial di tahun-tahun awal pernikahan," demikian bunyi hasil studi tersebut.

Studi terpisah yang dilakukan aplikasi kencan eHarmony dan Imperial College Business School pada 2019 menemukan fakta menarik.

Ditemukan pada tahun 2037, sebagian besar anak yang lahir di Inggris nantinya berasal dari orangtua yang bertemu secara online.

Dr Paolo Taticchi, pengajar di Imperial College Business School mengatakan, kendati menemukan pasangan secara online lebih mudah, sulit untuk menemukan yang terbaik.

Taticchi menuturkan, di tahun 2035 nanti akan lebih banyak pasangan yang bertemu secara online daripada di kehidupan nyata.

"Dunia digital menyederhanakan proses kencan online, membuat kencan menjadi lebih mudah untuk menemukan seseorang sambil memastikan mereka cocok dengan kriteria kita," kata pria itu.

"Menurut laporan, 2035 akan menjadi tahun instrumental untuk menemukan cinta dan memulai era baru kencan abad ke-21."

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/04/114256920/fakta-mengejutkan-dari-pasangan-yang-bertemu-di-aplikasi-kencan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com