Obesitas adalah kondisi kesehatan kompleks, di mana penderitanya memiliki jumlah lemak tubuh yang berlebihan.
Mengutip situs Kementerian Kesehatan, berdasarkan pemantauan Status Gizi (PSG) Kementerian Kesehatan, terdapat sekitar 25,8 persen penduduk dewasa yang masuk kategori obesitas pada 2017. Jumlah itu melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 10,6 persen.
Menurut Mayo Clinic, obesitas bukan hanya masalah penampilan, melainkan masalah medis yang dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan jenis kanker tertentu.
Mengenali tanda obesitas sejak awal akan sangat membantu menemukan solusinya sehingga kita lebih mungkin terhindar dari ancaman penyakit di masa depan.
Kelebihan kalori tersebut kemudian akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak.
Saat ini obesitas menjadi masalah yang semakin umum. Sebab, banyak orang dengan kehidupan modern mengonsunsi banyak makanan murah berkalori tinggi dalam jumlah berlebihan dan menghabiskan banyak waktu duduk di meja, di sofa atau di mobil.
Penyebab obesitas juga bisa karena faktor selain gaya hidup, seperti memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme). Meskipun, kondisi ini biasanya tidak menyebabkan masalah berat badan jika dikontrol secara efektif dengan obat-obatan.
Selain itu, faktor genetik juga bisa menjadi penyebab obesitas dan memengaruhi jumlah lemak tubuh yang disimpan seseorang di tubuhnya.
Genetik juga berperan terhadap kemampuan tubuh seseorang mengubah makanan menjadi energi, bagaimana tubuh meregulasi napsu makan, dan bagaimana tubuh membakar kalori selama berolahraga.
Obesitas cenderung menurun di keluarga. Tidak hanya karena faktor genetik, tetapi anggota keluarga biasanya memiliki kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang sama.
BMI adalah ukuran untuk mengetahui apakah kita memiliki berat badan yang sehat untuk tinggi badan kita.
Bagi kebanyakan orang dewasa, BMI sehat berkisar 18,5 hingga 24,9, sementara BMI 25-29,9 artinya kelebihan berat badan, BMI di atas 30-39,9 dikategorikan obesitas, dan BMI di atas 40 artinya tingkat obesitas sangat parah.
Namun, angka BMI tidak digunakan untuk mendiagnosis obesitas karena orang dengan banyak massa otot bisa saja memiliki BMI tinggi tanpa memiliki banyak lemak.
Selain BMI, ada beberapa cara menghitung berat badan ideal yang dapat digunakan, seperti dipaparkan dalam ulasan di tautan ini.
Salah satu cara mengetahui ukuran tubuh ideal adalah dengan mengukur lingkar pinggang.
Umumnya, pria dengan ukuran pinggang 94 cm atau lebih dan wanita dengan ukuran pinggang 80 cm atau lebih cenderung mengalami masalah kesehatan terkait obesitas.
Lebih lanjut, menurut Verywell Health, berikut tanda obesitas yang dapat dikenali:
Sementara tanda obesitas pada anak meliputi:
Penyakit yang nenyertai obesitas sering kali menyebabkan cacat jangka panjang yang serius atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, orang dengan obesitas diketahui mengalami masa hidup yang lebih pendek.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa obesitas dapat dicegah. Namun, penting untuk mengidentifikasinya sejak dini sebelum terlambat.
Cara mengatasi obesitas yang terbaik adalah mengurangi asupan kalori dan berolahraga secara rutin.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi obesitas, antara lain:
Jika tanda obesitas masih terlihat meski sudah melakukan perubahan gaya hidup, penting untuk menghubungi dokter dan mengonsultasikan perawatan yang tepat untuk mengatasi masalah obesitas.
Pada beberapa kasus, prosedur bedah mungkin diperlukan.
https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/09/191433320/jangan-terlambat-waspadai-11-tanda-obesitas-berikut